Sandiaga Beberkan Kendala Kebutuhan Investasi di Sektor Parekraf hingga 8 Miliar Dolar AS

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut, Indonesia masih membutuhkan investasi sekitar 8 miliar dolar AS untuk mendukung kemajuan sektor parekraf nasional.

"Kalau kami melihat dari lima destinasi (pariwisata) prioritas dan beberapa destinasi unggulan, kami membutuhkan 6-8 miliar dolar AS, berarti di atas Rp100 triliun. Sementara, yang on going masih di bawah level 10 triliun," ujar Sandiaga kepada wartawan saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Mei.

Sandiaga mengatakan, investasi tersebut nantinya akan digunakan untuk mendukung 13 subsektor di pariwisata dan 17 sektor di ekonomi kreatif.

"Hotel, restoran, dan non kafe ini adalah tiga pilar utama, tetapi juga butuh rantai pasok kepada industri-industri yang berbasis sepeti kuliner fesyen kriya dan juga saranan transportasi yang lebih mumpuni," ucapnya.

Selain itu, kata Sandiaga, investasi itu juga bisa digunakan untuk pembangunan jalan pelabuhan dan konektivitas ke destinasi-destinasi pariwisata di sejumlah bandara internasional yang membuka penerbangan langsung ke Indonesia.

Meski begitu, lanjut dia, tahun politik masih menjadi alasan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia belum sesuai harapan.

"Karena itu, tahun politik banyak yang wait and see, tetapi saya bilang tahun politik sekarang berdasarkan jajak pendapat terakhir, tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi, berarti kebijakan yang pro terhadap investasinya akan dilanjutkan," ungkap Sandiaga.

Oleh karena itu, percepatan masuknya investasi ke Indonesia dibutuhkan, agar pembangunan di sektor parekraf nasional bisa segera dilakukan. "Kami justru ingin butuh percepatan pembangunan. Jadi, bukan tahun wait and see, tetapi justru tahun investasi," pungkasnya.