Anas Urbaningrum Anggap Dinamika Politik Jelang Pemilu 2024 Masih Wajar
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan dinamika politik yang terjadi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sejauh ini masih dalam kategori wajar.
"Kalau saya lihat memang tidak ada politik yang tidak berdinamika, apalagi pemilu kan, apalagi pilpres. Pasti dinamikanya tinggi. Tetapi hemat saya, dinamika yang muncul sejauh ini masih dinamika yang wajar, yang patut," ujar Anas ditemui usai acara Halalbihalal dan Silaturahmi Nasional III Jaringan Indonesia (Jari) di Hotel Bidakara, Jakarta dilansir ANTARA, Minggu, 21 Mei.
Khusus terkait pemilihan presiden (pilpres), kata Anas, dinamika yang terjadi adalah terkait dengan proses pembentukan koalisi.
Hal itu mengingat mayoritas partai politik (parpol) membutuhkan koalisi untuk memberangkatkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Hanya ada satu partai yang bisa memberangkatkan calonnya sendiri. Itu pun pasti mempunyai keperluan untuk membangun koalisi," ujar dia.
Terkait hal itu, Anas menilai dinamika pembentukan koalisi yang terjadi adalah wajar terjadi hingga akhirnya nanti membentuk koalisi yang utuh dan melahirkan pasangan capres dan cawapres.
"Toh nanti dari jadwal, kan, pendaftaran calon itu masih pada bulan Oktober yang akan datang," ucap Anas.
Dalam orasi kebangsaannya pada agenda itu, Anas mengatakan dinamika politik yang terjadi saat ini adalah seputar simulasi pembentukan koalisi dan kemungkinan pasangan capres dan cawapres.
"Yang terjadi adalah dinamika yang biasa, tarik-menarik dalam proses pembentukan koalisi dan upaya untuk mensimulasi kemungkinan pasangan-pasangan, mensimulasi munculnya pasangan-pasangan yang paling mungkin dari proses koalisi itu yang sampai sekarang sesungguhnya belum jelas, baru para bakal," terang dia.
Anas menambahkan, persaingan politik tak perlu mematikan peluang calon lain.
"Tidak ada yang perlu dimatikan peluangnya, tidak ada yang perlu dibunuh kesempatan politiknya, dibunuh di tengah jalan apalagi belum jalan," ujarnya.
Menurut dia, upaya mematikan kesempatan politik bukan perkara yang sulit. Namun, dia menilai tidak ada pihak yang menunjukkan potensi menuju upaya itu hingga sejauh ini.
"Itu tidak terjadi dan menurut saya itu tidak dilakukan. Karena itu, situasinya menurut saya, situasi yang masih patut dalam pengertian kompetisi politik," kata Anas.