Zulkifli Hasan: Pelaksana Pemilu Harus Netral, Jangan Ada Lagi Istilah Cebong-Kampret
JAKARTA - Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas memberikan sejumlah catatan untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pertama, pesta demokrasi itu harus dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
"Seluruh pelaksana pemilu harus netral dan tidak berpihak. Seluruh kontestan harus diperlakukan sama," kata Zulhas dilansir ANTARA, Senin, 15 Mei.
Kedua, lanjutnya, seluruh anggota masyarakat diharapkan dapat membantu dan berkontribusi dalam menjaga keteduhan, ketertiban, dan keamanan penyelenggaraan pemilu; sehingga tidak boleh ada yang meremehkan, melecehkan, dan mencerca pihak lain.
“Semua harus tetap berpandangan bahwa pemilu dilaksanakan untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” imbuh Zulhas.
"Tidak boleh ada lagi istilah 'kampret' dan 'cebong'. Itu adalah kata-kata yang tidak baik. Tidak mendidik. Berpotensi memecah belah persatuan," katanya.
Ketiga, apabila ada perdebatan, maka itu harus diarahkan pada adu gagasan dan pemikiran untuk membangun Indonesia lebih baik di masa depan.
Keempat, seluruh kontestan diharapkan dapat mengikuti tahapan pemilu yang didasarkan pada aturan undang-udang dan ketentuan lain yang telah ditetapkan.
Ketentuan yang telah dibuat hendaklah konsisten dan tidak berubah-ubah, sebab kalau ada inkonsistensi akan berimplikasi bagi parpol dalam merapikan barisan seluruh kader dan simpatisan di daerah.
Zulhas menilai Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi yang sangat penting, dinamis, dan strategis, karena pemilu tersebut akan menetapkan para anggota legislatif dan eksekutif secara bersamaan.
"Lihat saja, para bakal calon legislatif sudah ramai yang mendaftar di berbagai partai. Begitu juga dengan bakal calon presiden dan wakil presiden sudah banyak dimunculkan; dan di tingkat daerah, para calon kepala daerah juga sudah mempersiapkan diri untuk berkontestasi bulan November 2024 nanti," kata Zulhas.
Baca juga:
Melihat hal itu, dia pun tidak heran kalau pelaksanaan Pemilu 2024 akn sangat dinamis karena diikuti oleh banyak calon kompetitif. Sementara itu, hasil pemilu menjadi sangat strategis karena menentukan perjalanan bangsa Indonesia dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
Di negara demokrasi, menurut Zulhas, fenomena itu adalah hal lumrah, sebab setiap orang berhak untuk memilih dan dipilih.
"Semua orang sama di mata hukum dan pemerintahan. Wajar jika mereka yang berminat dan punya talenta politik ikut meramaikan bursa kepemimpinan dalam pemilu tersebut," jelasnya.
Dia pun berharap pemilu kali ini akan berkualitas. Para pemimpin terpilih dapat melanjutkan pembangunan dan melengkapi capaian-capaian yang telah diperoleh selama ini.
"Pemilu itu harus teduh, santai, dan gembira. Hindari ketegangan dan potensi gesekan di tengah masyarakat, karena pemilu adalah milik semua," ujarnya.