5 Jurus Menteri Suharso Kerek Sektor Industri
JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan lima strategi yang harus ditempuh Indonesia untuk meningkatkan sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 28,0 persen di tahun 2045.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, pertama adalah memodernisasi dan meningkatkan produktivitas berbasis sumber daya manufaktur dengan pasokan dan rantai nilai hulu-hilir yang terintegrasi.
"Kedua, memajukan penguasaan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produk dan rantai nilai berteknologi tinggi,” ujar dia mengutip Antara.
Adapun strategi ketiga, peningkatan sektor industri adalah meningkatkan partisipasi ekspor dan global value chain (GVC).
Keempat, meningkatkan lokalisasi rantai pasokan melalui investasi dan kolaborasi, dan terakhir yaitu menerapkan manufaktur yang cerdas dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyatakan industri kedirgantaraan yang cerah dan berkelanjutan menjadi isu penting di tanah air.
Indonesia disebut sebagai negara kepulauan dengan populasi berpenghasilan menengah yang terus tumbuh untuk memfasilitasi pergerakan produk dan bakat yang efisien guna mendukung pembangunan daerah. “Selain itu, Indonesia merupakan produsen pesawat baru, dengan kumpulan pengetahuan substansial yang dapat diperkuat lebih lanjut melalui berbagai kolaborasi global,” ucap Kepala Bappenas.
Baca juga:
Dengan memiliki industri dirgantara yang kompetitif, lanjutnya, maka akan mendukung penguasaan teknologi tinggi dan inovasi, partisipasi dalam GVC (Global Value Chains), nilai tambah ekspor, dan pangsa industri yang lebih tinggi dari PDB.
“Industri kedirgantaraan yang dinamis di Indonesia diharapkan dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-9, yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi,” ungkap Suharso.
Dalam pertemuan itu jajaran Boeing yang hadir antara lain Presiden Boeing Global untuk Asia Tenggara Alexander Feldman, Direktur Pelaksana untuk Indonesia Zaid Alami, dan Kepala Hubungan Pemerintah Boeing untuk Asia Tenggara Landry Subianto.