Sopir Taksi Online Korban Arogansi Pengendara Berpelat Polri Palsu Sudah Lapor ke Polda Metro

JAKARTA - Sopir taksi online yang menjadi korban arogansi pengendara berpelat Polri palsu disebut telah membuat laporan secara resmi ke Polda Metro Jaya. Saat ini, pelaporan itupun sedang diusut.

"Benar kami telah menerima laporan atas kejadian tersebut. Pelapor seorang pria berinisial HH," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Jumat, 5 Mei.

Laporan yang dibuat sopir taksi online itu terkait dugaan penganiayaan. Ia sempat dipukul oleh pria yang menenteng senjata berbentuk pistol.

Pelaporan itupun telah diterima dan teregister dengan nomor LP/B/2391/V/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.

"Pelapor melaporkan kejadian yang menimpanya berupa dugaan penganiayaan," ungkapnya.

Namun, mengenai hasil penyelidikan untuk saat ini belum bisa disampaikan, termasuk dugaan penggunaan senjata berupa pistol. Alasannya, tim penyelidik masih mencari petunjuk dan informasi perihal sosok pria arogan tersebut.

"Soal adanya penggunaan dan jenis senjata yang digunakan tentu akan dilakukan proses penyelidikan," kata Trunoyudo.

Sebelumnya, beredar video viral di media sosial memperlihatkan aksi arogansi pengendara mobil berpelat Polri. Ia memukul pengendara lainnya sembari menenteng senjata diduga senjata api (senpi).

Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @jayalah.negriku aksi arogansi pria bertubuh gempal itu disebut terjadi di exit Tol Tomang ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang, pada Kamis, 4 Mei.

Dikatakan bila pria yang mengendari mobil pelat Polri itu tak terima disalip oleh korban yang merupakan taksi online.

Kemudian, pria itu menghampiri korban sembari menenteng senjata. Terlihat juga pria tersebut melakukan kekerasan. Ia beberapa kali memukul sopir taksi online.

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto yang dikonfirmasi perihal aksi itu menyatakan telah memerintahkan jajarannya untuk mengusut perkara tersebut.

"Saya sudah perintahkan Dirkrimum dan jajaran reserse untuk segera mencari dan menangkap," ujar Karyoto.