Ratusan Ponpes di Cianjur belum Laporkan Aktivitas Belajar Tatap Muka ke Satgas COVID-19

JAKARTA - Satgas COVID-19 Cianjur, Jawa Barat, mencatat ratusan pondok pesantren (Ponpes) di wilayah tersebut belum melapor dan mengurus izin kegiatan belajar mengajar. Hingga saat ini baru 8 ponpes yang rutin melapor ke gugus tugas. 

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan,  rutin lapor dilakukan setelah petugas menemukan ada klaster COVID-19 di Cianjur. 

"Tapi sampai saat ini hanya 8 ponpes yang rutin melaporkan kegiatannya ke gugus tugas, sedangkan di Cianjur, terdapat ratusan ponpes yang tersebar mulai dari utara hingga selatan. Harapan kami pengurus ponpes mematuhi imbauan tersebut, demi kepentingan bersama," kata Yusman dilansir Antara, Selasa, 19 Januari. 

Bila ponpes sudah menerapkan ketentuan berdasarkan standar protokol kesehatan, gugus tugas akan mengeluarkan izin atau rekomendasi untuk melakukan aktivitas. 

Berdasarkan komitmen awal, ponpes dapat menggelar kegiatan belajar dan mondok untuk santri tapi wajib lapor, tidak hanya di awal tetapi secara rutin. Laporan awal ke gugus tugas sedangkan selanjutnya dapat ke gugus di tingkat kecamatan. 

 

Karena minimnya ponpes yang melapor dan mengajukan izin, pihaknya akan mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pengurus agar tidak menggelar kegiatan belajar sebelum mengajukan permohonan izin.

"Termasuk kegiatan di Ponpes Al Madarroh yang roboh beberapa hari lalu, tidak mengajukan izin namun sudah menggelar kegiatan seperti biasa. Kami akan tegaskan ke masing-masing pengurus ponpes, untuk menghentikan kegiatan sebelum mengajukan izin ke gugus tugas," katanya.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah dari pusat hingga daerah, berusaha untuk memutus rantai penyebaran dan menekan angka penularan yang terjadi. Berbagai cara dilakukan termasuk menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) plus guna membatasi kegiatan masyarakat.

"Upaya tersebut tidak akan berarti kalau tidak didukung berbagai kalangan termasuk ponpes yang ada di Cianjur. Penularan yang terjadi secara sporadis, dapat menimpa siapa saja, terutama lingkungan yang tidak menerapkan protokol kesehatan secara baik," katanya.