DPR Curiga Motif Politik Pemicu Penembakan Kantor MUI Jakarta
JAKARTA - DPR mengecam aksi penembakan yang terjadi di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta pada Selasa, 2 Mei.
Komisi VIII dan Komisi III DPR meminta pihak kepolisian mengusut tuntas penembakan di Kantor MUI agar jelas apa motif di balik kejadian tersebut.
“Harus diusut apa di belakang, atau siapa, kelompok mana, di belakang orang yang menggunakan soft gun itu melakukan penembakan," ujar anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq, saat dihubungi, Selasa, 2 Mei.
Dia pun mencurigainya adanya kaitan antara tahun politik dengan peristiwa penembakan itu. Menurutnya, pelaku ingin membuat situasi sosial-politik yang kondusif saat ini menjadi gaduh jelang Pemilu 2024.
"Ini perlu diusut karena mungkin ada upaya-upaya di tahun politik itu membuat semacam opini publik bahwa ada yang tidak beres di negeri ini,” tambah Maman.
Politikus PKB itu menyebut, penembakan kantor MUI ini menjadi salah satu bukti bahwa kekerasan masih mengintai di lingkungan umum. Maman pun mendorong agar pihak-pihak terkait terus mengupayakan pesan perdamaian kepada masyarakat.
“Ini menjadi tugas dari semua ormas termasuk MUI untuk tidak lelah mengedukasi masyarakat tentang perlunya upaya dialog, komunikasi-komunikasi, dan dakwah-dakwah yang lebih toleran, damai, mengungkapkan pola-pola yang sesuai dengan nilai ke-Indonesia-an kita yang toleran dan damai,” kata Maman.
Baca juga:
Sementara, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan, peristiwa penembakan oleh orang yang belum diungkap resmi identitasnya itu sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan.
Dia menduga ada oknum yang sengaja ingin merusak stabilitas politik dan keamanan negara. Terlebih pada awal tahun politik 2023.
“Apakah ada oknum-oknum yang sengaja ingin merusak stabilitas politik dan keamanan. Ini sangat-sangat berbahaya,” kata Sahroni kepada wartawan, Selasa, 2 Mei.
Oleh karena itu, legislator NasDem dapil DKI Jakarta itu mendesak kepolisian segera mengungkap motif dibalik aksi penembakan tersebut.
“Polisi harus selidiki dengan detil apa motif di balik aksi ini,” tegas Sahroni.