Banjir-Longsor Sumedang, 2 Orang Masih Hilang

JAKARTA - Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito menyebut operasi pencarian korban banjir dan longsor di Sumedang, Bandung, Jawa Barat masih dilakukan. Saat ini, masih ada dua orang yang belum ditemukan.

"Jumlah orang yang belum kita temukan berkurang terus dari 12 orang, 9 orang, lalu 8 orang, dan siang ini saya laporkan yang masih dalam pencarian 2 orang. Semoga dalam waktu dekat kita bida menemukan semuanya," kata Bagus di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Senin, 18 Januari.

Sementara, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan potensi longsor susulan di Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, masih sangat mungkin terjadi jika curah hujan masih tinggi.

Kata Raditya, mengatakan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, juga sudah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Desa Cihanjuang, Cimanggung diterapkan selama 21 hari.

"Tetap waspada dalam kondisi masa La Nina ini sampai Februari. Kita ikuti terus perkembangan BMKG, bahwa kejadian bencana bisa dipicu oleh faktor curah hujan tinggi. Bupati Sumedang telah menetapkan pernyataan tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 21 hari mulai 9 Januari-29 Januari," ujar Raditya.

Saat ini, kata Raditya, BNPB mengatakan BPBD Jabar dan BPBD Sumedang juga terus mengkaji rumah warga yang harus dikosongkan sesuai rekomendasi PVMBG.

"BPBD Sumedang ini sudah membangun lima tenda pengungsi dilengkapi satu unit truk toilet umum dan truk tangki air di lapangan Taman Burung," katanya.

Raditya mengatakan, BPBD Sumedang juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mendata jumlah korban dan pengungsi, mencari warga yang masih hilang.

"Tetap waspada karena berada di kawasan risiko, terutama masyarakat yang berada di titik-titik potensi longsor, koordinasi terus dilakukan," tuturnya.