Bentrokan TNI dan Polri di Kupang Selesai, Anggota yang Terlibat Akan Diproses Agar Ada Efek Jera
KUPANG – Buntut keributan antara anggota Denpom 01-IX/Kupang dengan anggota Polda NTT saat Pertandingan Futsal di Gor Oepoi Kota Kupang, pada Rabu, 19 April kemarin, unsur Pimpinan TNI dan Polri melakukan pertemuan di Aula lantai III Mapolda NTT, Kamis siang, 20 April.
Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma mengatakan bahwa pihaknya sudah melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan sejak kejadian, seluruh unsur pimpinan di Kupang langsung melaksanakan rapat darurat. Kemudian tindakan di lapangan dan mencegah bentrokan meluas, sehingga tadi malam situasi sudah kondusif.
"Pertandingan final futsal tersebut bukan antar TNI vs Polri tetapi antara tim Futsal Polda NTT vs Tim Futsal P dan K TTS, tetapi kemudian di dalam pertandingan tersebut terjadi kesalahpahaman dimana ada anggota yang melompat atau terjatuh ke bawah kemudian akan dilindungi diajak keluar oleh anggota PM. Ini adalah kesalapahaman yang terjadi yang menyebabkan bentrok antara anggota Polri dan PM TNI AD," kata Kapolda.
Lebih lanjut, Kapolda juga mengatakan kejadian itu sudah dianggap selesai dan anggota Denpom 01-IX/Kupang yang saat itu bertanggung jawab keamanan pertandingan langsung meminta kepada panitia pertandingan diberhentikan. Sehingga, lanjutnya, pertandingan yang baru dilaksanakan babak pertama ini langsung dihentikan karena ini menimbulkan bahaya keributan menjadi lebih besar.
Terkait pos-pos PAM yang rusak, Kapolda mengatakan akan dibangun secara bersama-sama oleh TNI-Polri, juga pos-pos PAM pelayanan Idul Fitri akan dijaga secara bersama oleh TNI-Polri.
Baca juga:
"Kita juga mengimbau kepada seluruh anggota untuk menahan diri tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif tidak terpancing hasutan-hasutan dan tidak melaksanakan tindakan anarkis. Seandainya TNI dan Polri dihadirkan bersama-sama dalam pengamanan acara tersebut maka keributan bisa dicegah ataupun diminimalisir, kami menghimbau masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan mendatangkan orang banyak agar mengajukan ijin kepada Polri," tandas Kapolda.
Ditempat yang sama Kepala Staf Korem 161/Wira Sakti Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi menambahkan, bahwa anggota TNI yang terlibat dan bersalah akan diberikan tindakan agar mendapatkan efek jera. Namun proses tersebut membutuhkan waktu karena bukti-bukti tidak cukup hanya sekadar video-video yang beredar karena itu masih kurang jelas.
"Namun pada intinya komitmen kita yang paling krusial saat ini adalah bahwa kita kendalikan keadaan sehingga tidak terjadi keributan lanjutan karena ini juga masuk dalam suasana Keagamaan. Kita akan menyambut Hari Raya Idul Fitri dan semua satuan melaksanakan apel luar biasa dan siaga di tempatnya masing-masing dan yang cutipun diberikan penekanan untuk mudah dijangkau dan dikendalikan," demikian pungkas Kasrem.