Samsung Pangkas Produksi Chip Memori Akibat Ekonomi Dunia Lesu, Keuntungan Anjlok 96 Persen!

JAKARTA - Imbas ekonomi global yang lesu dan permintaan berkurang setelah pandemi COVID-19, Samsung Electronics akhirnya memutuskan untuk memangkas produksi chip memori.

Dalam rilis pendapatan pendahuluannya yang dipublikasikan minggu lalu, Samsung mencatat laba operasinya yang merosot tajam 96 persen 600 miliar won (Rp6,7 triliun) pada kuartal pertama (Q1) 2023 alias Januari hingga Maret dari 14 triliun won (Rp158 triliun) tahun sebelumnya (Q1 2022).

Dikatakan penjualan selama kuartal tersebut kemungkinan turun 19 persen menjadi 63 triliun won (Rp711 triliun). Melihat hal ini, Samsung telah mengurangi produksi produk memori tertentu untuk mengoptimalkan operasi manufakturnya.

Artinya, perusahaan masih memiliki persediaan chip yang cukup guna memenuhi permintaan di masa mendatang. Sebagai gantinya, Samsung menyatakan akan terus berinvestasi dalam infrastruktur serta penelitian dan pengembangan untuk memperkuat kepemimpinan teknologinya di industri ini.

"Kami menurunkan produksi chip memori ke tingkat yang berarti, terutama produk dengan pasokan aman," ungkap Samsung.

Raksasa teknologi yang berbasis di Korea Selatan itu akan merilis hasil seluruh pendapatannya akhir bulan ini, termasuk laba bersih dan pendapatan per sektor.

Sementara data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan, para analis mengharapkan Samsung dapat membukukan laba kuartalan 1,4 triliu won (Rp15,8 trilun) untuk Q1.

Sejatinya, Samsung sebagai pembuat televisi, tablet dan ponsel pintar terbesar di dunia yang bersaing dengan Apple telah lama menolak langkah untuk memangkas produksi chip memori meskipun permintaan berkurang dibandingkan dengan para pesaingnya.

Perusahaan berharap adanya pemulihan pasar chip memori pada Q2 tahun ini. Menurut laporan TrendForce, Samsung memegang pangsa pasar global terbesar masing-masing 40,7 persen untuk chip memori DRAM dan 31,4 persen pada memori flash NAND, seperti dikutip dari TechCrunch, Senin, 10 April.

Begitu juga yang diungkapkan oleh para analis, di mana pengumuman pengurangan produksi dari Samsung jarang terjadi. Bahkan, bulan lalu perusahaan mengumumkan rencana untuk menginvestasikan 300 triliun won (Rp3.391 triliun) selama 20 tahun untuk mengembangkan pusat semikonduktor besar di Korea Selatan.

Langkah serupa juga dilakukan Apple sebelumnya, di mana penjualan Mac mengalami penurunan drastis. Karenanya, perusahaan langsung menghentikan produksi chip seri M2.

Produksi chip M2 dihentikan Apple secara keseluruhan pada Januari dan Februari lalu untuk pertama kalinya sejak silikon perusahaan dimulai, untuk menyesuaikan dengan permintaan yang lebih rendah. Penghentian produksi itu akan memakan waktu lama sebelum penjualan kembali normal.