Pesan Paskah: Paus Fransiskus Soroti dan Doakan Krisis Ukraina, Timur Tengah hingga Myanmar
JAKARTA - Paus Fransiskus menyoroti dan mendoakan sejumlah negara dan kawasan yang tengah dilanda krisis dalam pesan Paskah Hari Minggu, penampilan perdananya di depan umat setelah sempat dirawat di rumah sakit akhir bulan lalu.
Paus (86) memimpin Misa Paskah yang khidmat di Lapangan Santo Petrus yang cerah, setelah cuaca dingin yang tidak biasa memaksanya melewatkan misa di luar ruangan pada Hari Jumat, tindakan pencegahan setelah dirawat di rumah sakit karena bronkitis pada akhir Maret.
Paus Fransiskus naik ke balkon tengah Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan pesan dan berkat "Urbi et Orbi" (kepada kota dan dunia) yang dilakukan dua kali setahun, berbicara di hadapan kerumunan orang yang diperkirakan mencapai 100.000 orang.
Di sana, dari tempat yang sama di mana ia pertama kali muncul di hadapan dunia sebagai paus pada malam pemilihannya di tahun 2013, ia berbicara tentang "kegelapan dan kesuraman yang sering kali menyelimuti dunia kita", dan berdoa kepada Tuhan untuk perdamaian.
"Bantulah rakyat Ukraina yang tercinta dalam perjalanan mereka menuju perdamaian, dan pancarkanlah cahaya Paskah kepada rakyat Rusia," ujar Paus, melansir Reuters 9 April.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu, Fransiskus setidaknya dua kali seminggu menyebut Ukraina dan rakyatnya sebagai "martir" dan menggunakan kata-kata seperti agresi dan kekejaman untuk menggambarkan tindakan Rusia.
Pada Hari Minggu, Paus meminta Tuhan untuk "menghibur mereka yang terluka dan semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai karena perang, dan mengizinkan para tahanan untuk kembali dengan selamat kepada keluarga mereka. Bukalah hati seluruh komunitas internasional untuk berusaha mengakhiri perang ini dan semua konflik serta pertumpahan darah di dunia kami."
Seperti yang telah dilakukannya setiap Paskah, Paus menyerukan perdamaian di Timur Tengah, menyoroti kekerasan baru-baru ini di Yerusalem dan baku tembak lintas batas yang melibatkan Israel, Lebanon dan Suriah.
"Pada hari ini, Tuhan, kami mempercayakan kepada-Mu kota Yerusalem, saksi pertama kebangkitan-Mu. Saya mengungkapkan kekhawatiran yang mendalam atas serangan beberapa hari terakhir ini yang mengancam iklim kepercayaan dan rasa saling menghormati yang diharapkan, yang diperlukan untuk melanjutkan dialog antara Israel dan Palestina, sehingga perdamaian dapat memerintah di Kota Suci dan di seluruh wilayah," ucap Paus.
Diketahui, ketegangan Israel-Palestina telah meningkat tajam sejak penggerebekan polisi Israel pekan lalu di masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang menyebabkan kemarahan di seluruh dunia Arab.
Baca juga:
- Kepala Uni Eropa Sebut Pemimpin China Xi Jinping Bakal Telepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
- Presiden Xi Jinping: China Berkomitmen Dorong Dialog dan Penyelesaian Politik Krisis di Ukraina
- Helikopter Militer Jepang Hilang di Perairan Dekat Okinawa saat Angkut 10 Pasukan, PM Kishida: Kami Utamakan Keselamatan
- Menlu Arab Saudi dan Iran Bertemu di China: Kedutaan Besar hingga Layanan Penerbangan Segera Dibuka Kembali
Dalam pesannya, Paus Fransiskus juga menyinggung ketidakstabilan di Lebanon, mengungkapkan harapan "orang-orang Rohingya yang mati syahid" di Myanmar "dapat menemukan keadilan", dan menyerukan lebih banyak bantuan bagi para korban gempa bumi pada Bulan Februari yang menewaskan hampir 56.000 orang di Turki dan Suriah.
Sedangkan dalam bagian pidato di mana dia menyebutkan Nikaragua, Paus meminta Tuhan untuk "mengingat semua orang yang dihalangi untuk secara bebas dan terbuka menyatakan iman mereka".
Hubungan antara pemerintah dan Gereja Katolik di Nikaragua sangat tegang. Pemerintah, yang telah membekukan hubungan diplomatik dengan Vatikan, melarang prosesi Pekan Suci di luar ruangan tahun ini.