Kaspersky: Lima Pelajaran Utama Keamanan Siber untuk CEO
JAKARTA - Survei Kaspersky menunjukkan, ada sebanyak 62 persen manajer puncak dalam suatu perusahaan atau organisasi mengaku bahwa kesalahpahaman antara departemen keamanan informasi (TI) dan bisnis telah menyebabkan insiden dunia maya yang serius.
Dukungan dari para dewan redaksi atau C-Level sangat diperlukan untuk mengubah cara karyawan dalam menyikapi keamanan informasi, mengingat mereka selalu sibuk dan mungkin saja hal terkait keamanan informasi ini terlewat.
Berikut adalah lima kunci sederhana dari Kaspersky bagi para manajemen puncak agar pesan keamanan siber dapat lebih mudah dipahami.
Memberikan Pelatihan Keamanan Tim Siber Dimulai dari C-Level
Para eksekutif harus menguasai pelajaran tentang keamanan dasar seperti penggunaan autentikasi dua faktor dengan token USB atau NFC di semua perangkat, penerapan kata sandi yang panjang dan unik untuk semua akun kerja, melindungi seluruh perangkat pribadi dan perusahaan dengan perangkat lunak yang sesuai, serta menjaga barang pribadi dan digital terpisah.
Penting juga untuk memeriksa ulang semua email dan lampiran yang mencurigakan. Beberapa dari mereka mungkin memerlukan bantuan dari seseorang dari departemen keamanan informasi untuk menangani tautan atau file yang sangat mencurigakan.
Setelah itu, para petinggi perusahaan kemudian menyediakan pelatihan keamanan bagi seluruh karyawan dengan porsi yang berbeda sesuai dengan desk kerja mereka.
Baca juga:
- Google Hentikan Dukungan untuk Dropcam dan Nest Secure, Google Home yang Baru Kemungkinan Segera Hadir
- Puncak Arus Mudik via Pelabuhan Belawan Medan Diprediksi 15-18 April 2023
- Dishub Bali Dukung Kendaraan Listrik, Syaratkan 15 Persen Konten Lokal dalam Produksinya
- Bamsoet Ajak Dubes Jepang Kembangkan dan Besarkan Kembali Sentul International Circuit
Integrasikan Keamanan Siber ke dalam Strategi dan Proses Perusahaan
Penting untuk mengingatkan manajemen puncak bahwa membeli sistem perlindungan bukanlah obat mujarab untuk semua masalah dunia maya. Karena, menurut berbagai studi, antara 46 dan 77 persen dari semua insiden siber berhubungan dengan faktor manusia.
Seperti, ketidakpatuhan terhadap kebijakan dan orang dalam yang jahat hingga kurangnya transparansi TI di pihak kontraktor. Sehingga para pemimpin di bidang teknologi, manusia, keuangan, hukum, dan organisasi perlu dilibatkan dalam mengadaptasi strategi dan proses perusahaan.
Investasikan dengan Tepat
Anggaran untuk keamanan informasi selalu terbatas, sementara masalah yang harus diselesaikan di bidang ini tampaknya tidak terbatas. Pendekatan paling matang untuk anggaran keamanan adalah yang didasarkan pada risiko dan biaya aktualisasi dan minimalisasi serangan, tetapi juga yang paling padat karya.
Pertimbangkan semua jenis risiko
Diskusi tentang keamanan informasi biasanya terlalu fokus pada peretas (hacker) dan solusi perangkat lunak untuk mengalahkan mereka. Tetapi banyak organisasi masih menghadapi risiko dunia maya lainnya terkait keamanan informasi. Untuk itu, penting bagi manajer tingkat atas untuk memantau secara teratur dan meningkatkan kepatuhan seluruh internal perusahaan terhadap persyaratan peraturan di departemen mereka.
Menanggapi dengan benar
Secara umum, insiden keamanan siber hampir tidak dapat dihindari. Jika skala serangan cukup besar untuk menarik perhatian di ruang diskusi, hampir pasti itu berarti gangguan operasi atau kebocoran data penting. Tidak hanya keamanan informasi, unit bisnis juga harus siap merespon, idealnya dengan mengikuti pelatihan.
Paling minimal, manajemen puncak harus mengetahui dan mengikuti prosedur keamanan. Untuk itu, ada tiga langkah mendasar untuk para CEO:
Segera beritahu pihak-pihak kunci tentang suatu insiden
Selidiki insiden tersebut, untuk mengambil berbagai tindakan agar dapat menilai skala dan konsekuensi serangan dengan benar
Menyusun jadwal komunikasi. Karena, kesalahan umum yang dilakukan perusahaan adalah mencoba menyembunyikan atau meremehkan suatu insiden.