Gerindra dan PBB Sepakat Pemilu 2024 Jangan Saling Menghujat dan Mengejek
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menggelar pertemuan di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis, 6 April.
Dalam pertemuan tersebut keduanya sepakat agar Pemilu 2024 diwarnai dengan suasana kekeluargaan, tidak saling menghujat dan mengejek.
Awalnya, Prabowo mengungkapkan, pertemuan kedua parpol sore ini dalam rangka menghadapi Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan kurang dari satu tahun lagi. Sehingga silaturahmi politik perlu dilakukan untuk menyatukan pandangan, pengalaman, dan saling menyampaikan saran.
"Kita sudah sepakat bahwa hendaknya politik kita itu politik di antara keluarga besar. Jadi demokrasi kita harus bercirikan kekeluargaan. Saya kira itu keyakinan saya bahwa proses demokrasi ini sangat penting untuk saling mengoreksi saling ingatkan. Jangan ada saling menghujat, saling mengejek. Hal-hal yang negatif seperti itu tidak pantas dan tidak, perlu dan tidak cocok untuk budaya Indonesia," ujar Prabowo dalam konferensi pers di Kertanegara, Kamis, 6 April.
"Saya kira itu. Sebetulnya ini kawan lama, dan kawan lama belum tentu setiap saat itu sependapat. Sering kita berbeda pendapat tapi tetap kita harus bersahabat," imbuhnya.
Sementara, Yusril mengamini pernyataan Prabowo. Menurutnya, para pemimpin janganlah saling tercerai untuk membangun bangsa.
Baca juga:
- Terima Kunjungan Yusril di Kertanegara, Prabowo: Kalau PBB Tak Dukung Saya Kebangetan
- PBB Tawarkan Yusril Jadi Cawapres Prabowo, PKB: Dibahas Jika Sudah Jadi Bagian Koalisi
- Mahfud MD Sebut 50 Persen Kasus Perdagangan Orang Libatkan Anak-anak Jadi Korban
- Pengobatan Alternatif Ida Dayak Disorot, PABOI: Keamanan dan Dampak Lanjutan Perlu Dikaji Secara Ilmiah
"Pak Prabowo tadi menyampaikan pandangan beliau terhadap persoalan-persoalan besar dalam bangsa dan negara kita, tantang demokrasi yang bagaimana harus kita laksanakan di negara ini. Maka dari intinya beliau mengatakan bahwa dengan berbagai analisis dari pihak luar, yang paling penting adalah bagaimana para pemimpin itu dapat saling bersatu dan bekerja sama, tidak tercerai-berai seperti satu dengan yang lain," katanya.