Panglima TNI Yakin Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua Bebas dengan Selamat
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku optimis pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya bisa dibebaskan dengan selamat.
"Insyaallah optimis. Ya, optimis," ujar Yudo di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu 5 April, disitat Antara.
Yudo optimis Philip selamat apabila pembebasan dilakukan dengan cara persuasif. Menurut dia, jika penyelamatan dilakukan dengan cara militer, maka KKB tidak segan untuk menembak pilot tersebut.
"Apabila saya bebaskan dengan cara militer, saya sudah monitor dari pembicaraan, 'nanti kalau ketemu TNI bunuh saja, tembak saja, nanti biar TNI yang dituduh membunuh pilot ini'," katanya.
Dia menjelaskan pembebasan dengan cara operasi militer juga mengancam keselamatan masyarakat. Karena itu Yudo tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
"Kalau saya menggunakan operasi militer juga bisa, menyerang secara militer. Saya punya alat, punya prajurit yang profesional untuk itu, tapi nanti siapa korbannya? Masyarakat pasti," ujarnya.
Baca juga:
- Bantah Berlandaskan Klenik, Hasto Beberkan 6 Alasan PDIP Tolak Israel di Piala Dunia U20
- Anggota Komisi I DPR Minta Bareskrim Korek Dalang Perdagangan Orang ke Timur Tengah
- Lagi-lagi Beri Sinyal Sandiaga Uno Bakal Gabung, PPP Ngaku Sudah Siapkan Jabatan di Partai
- Jakpro Persiapkan JIS Gelar Pertandingan Liga Indonesia Musim 2024-2025
Lebih lanjut, Yudo akan mengedepankan cara-cara persuasif dalam menyelamatkan pilot Susi Air, yaitu dengan menjalin komunikasi dengan tokoh agama dan masyarakat, serta pemerintah setempat.
Dia mengungkapkan bahwa tokoh masyarakat dan Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge meminta TNI bersabar dan tidak melancarkan operasi militer.
"Ini berdasarkan tokoh masyarakat maupun dari (Pj) Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk sabar. Karena nanti dampaknya akan lebih besar lagi, kerugiannya akan lebih berdampak besar untuk masyarakat kita," katanya.
Selain itu, Yudo menyebut tidak ada target waktu untuk menyelamatkan pilot Susi Air. Hal itu menurut dia, karena penyanderaan tersebut berbeda dengan kasus lain sehingga upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.
"Nggak ada target harus berapa hari. Kami targetnya adalah mereka (pilot Susi Air) bisa dilepaskan dengan selamat dan tidak ada masyarakat yang terdampak menjadi korban," ujarnya.
Sebelumnya, pada Selasa 7 Februari, Philip disandera KKB setelah mendaratkan pesawat jenis Pilatus Porter di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Selain menyandera Philip, KKB juga membakar pesawat milik maskapai Susi Air tersebut.