Kredit Perbankan Tumbuh Jadi Rp6.375 Triliun di Februari 2023, DPK Naik 8,18 Persen
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa kredit perbankan pada Februari 2023 sebesar Rp6.375,3 triliun. Besaran tersebut tumbuh 10,64 persen secara tahunan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2023 yang sebesar 10,53 persen secara tahunan ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 13,01 persen secara tahunan.
“Secara month to month nominal kredit perbankan Februari 2023 meningkat 1,02 persen atau naik Rp64,44 triliun,” kata Dian mengutip Antara, Senin, 3 Maret.
Pada saat yang sama Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh 8,18 persen secara tahunan atau lebih tinggi dari 8,03 persen pada Januari sebelumnya.
“DPK tercatat menjadi Rp7.989 triliun dengan giro dan deposito sebagai pendorong utama. Secara month to month DPK pada Februari 2023 tumbuh 0,44 persen atau naik Rp34,89 triliun,” katanya.
Komposisi DPK didominasi oleh CASA atau dana murah yang relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh pergerakan suku bunga sehingga mendukung terjaganya kinerja likuiditas perbankan.
Hal ini tercermin dari rasio likuiditas perbankan yang masih berada di atas ambang batas atau threshold, seperti rasio Alat Likuid terhadap Non Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap DPK (AL/DPK) pada Februari 2023 masing-masing sebesar 129,58 persen dan 29,0 persen atau jauh di atas ambang minimal masing-masing 50 persen dan 10 persen.
Adapun Liquidity Coverage Ratio dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) pada Desember 2022 masing-masing sebesar 244,20 persen dan 140,42 persen atau jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 100 persen.
Baca juga:
Kemudian risiko kredit di Februari 2023 tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) net perbankan mencapai 0,75 persen atau turun dari posisi Januari 2023 yang sebesar 0,76 persen.
Di sisi lain kredit restrukturisasi COVID-19 di Februari 2023 terus turun menjadi Rp427,70 triliun dari sebelumnya Rp435,74 triliun dengan jumlah debitur yang terus turun dari dua juta menjadi 1,93 juta nasabah.
“Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Rstio (CAR) industri perbankan berada di level cukup tinggi dan menguat menjadi 26,1 persen pada Januari 2023 dan sebelumnya 25,88 persen,” katanya.