Sambil Geleng-geleng Kepala, Jokowi: Pusing Betul Dua Minggu Ini Gara-gara Bola

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengaku dirinya pusing memikirkan polemik penolakan timnas Israel yang berujung gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri acara silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan.

"Urusan bola, ini memang pusing saya dua minggu ini gara gara bola. Pusing betul," kata Jokowi sambil menggelengkan kepalanya, Minggu, 2 April.

Jokowi menyebut upaya Indonesia meraih posisi tuan rumah tidak semudah yang dibayangkan. Dari puluhan negara yang mengikutsertakan diri melalui proses seleksi, Indonesia masuk dalam tiga besar kandidat tuan rumah Piala Dunia bersama Brazil dan Peru.

Indonesia, kata Jokowi, terus melancarkan lobi-lobi dan meningkatkan kesiapan infrastruktur pertandingan, sampai akhirnya FIFA resmi menunjuk negara ini menjadi tuan rumah pada Oktober 2019 lalu.

"Karena, ya apapun itu sudah sulitnya sangat sulit sekali untuk bisa menjadi tuan rumah. Kita menyiapkan tiga tahun. Lapangannya dicek, perbaiki, dicek lagi, diperbaiki, dicek lagi. Tidak semudah itu," ujar Jokowi.

Selain itu, sejumlah provinsi juga telah menyatakan kesiapannya sebagai venue pertandingan dan menandatangi komitmen tersebut. Namun, munculnya penolakan timnas Israel dari sejumlah kepala daerah dan partai politik mengakibatkan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Tapi, ya memang itu sudah jadi kehendak Allah kita terima sebagai sebuah pembelajaran ke depan agar tidak terjadi lagi. Itu saja yang bisa kita ambil pelajaran dari urusan bola. Tapi, aduh, pusing, pusing betul ngurus bola," ungkapnya.

Pada pernyataan resminya, Kamis, 30 Maret lalu, Jokowi mengungkap kekecewaannya setelah FIFA mencoret Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-2023. Dia mengaku mendapatkan kabar pada Rabu, 29 Maret, malam.

FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah setelah terlebih dahulu membatalkan undian fase grup yang seharusnya berlangsung 31 Maret mendatang di Bali.

"Tentunya kita harus menghormati keputusan tersebut. Saya tahu keputusan ini membuat banyak masyarakat kecewa. Saya pun sama merasakan hal itu, kecewa dan sedih," ujar Jokowi.

Jokowi berharap agar sebaiknya masyarakat tidak saling menyalahkan apapun alasan FIFA di balik pencoretan tersebut. Ia mengatakan Indonesia bisa mengambil pelajaran penting dari sini.

"Jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain," kata Jokowi.

"Sebagai bangsa yang besar kita harus melihat ke depan. Jangan melihat ke belakang. Jadikan hal ini sebagai pembelajaran berharga bagi kita semuanya bagi persepakbolaan Indonesia," tambah dia.