Diduga Kecewa Usai Batal Tuan Rumah Piala Dunia, PAN Prediksi Dukungan Jokowi ke Ganjar Bergeser

JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo, meyakini Presiden Joko Widodo kecewa karena Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang disinyalir sebagai buntut penolakan dari sejumlah pihak atas kedatangan tim nasional Israel.

Terlebih, penolakan tersebut juga datang dari rekan separtai yang juga tengah dekat dengannya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

"Saya mengatakan demikian karena menduga Presiden Jokowi lumayan kecewa dengan pembatalan tersebut. Kita tahu, Jumat 24 Maret Presiden menerima Dubes Palestina Zuhair Al Shun di Istana Merdeka, lalu pada hari Selasa 28 Maret Presiden menyampaikan kesetujuan beliau dengan sikap Dubes Palestina bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya dan seterusnya," ujar Dradjad kepada wartawan, Kamis, 30 Maret. 

Meskipun, menurut Dradjad, Jokowi tidak mengatakan langsung namun rangkaian peristiwa di atas menunjukkan betapa pentingnya ketuanrumahan Indonesia dalam pandangan presiden. 

"Jangan lupa, Presiden Jokowi itu orang Jawa, dari salah satu episentrum budaya Jawa, yaitu Solo, tidak semuanya harus diucapkan. Tapi ada nasihat Jawa yang bunyinya kudu iso rumongso, harus bisa merasa, sensitif terhadap hal-hal yang tersirat, tidak terucap, apalagi tersurat," kata Dradjad.

Dradjad lantas menilai, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah ajang pertandingan sepak bola dunia itu akan berdampak pada dinamika Pilpres 2024. Sebab, salah satu capres yang disebut mendapat dukungannya dianggap punya andil atas pembatalan tersebut. 

"Jadi sangat wajar juga jika Gubernur Jateng (Ganjar) dan Bali dinilai punya andil dalam kekecewaan tersebut," kata Dradjad.

"Apakah akan berdampak terhadap sikap beliau dalam pencapresan? Sebagai orang Jawa yang besar dalam budaya Jawa, meski pesisir karena asli Surabaya, rasa-rasanya jawabnya adalah Iya.Mudah-mudahan saya salah," imbuhnya. 

Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyatakan menolak timnas Israel datang ke Indonesia. Bila perlu, kata Ganjar, ada upaya agar Piala Dunia U-20 bisa berjalan sukses tanpa hadirnya timnas Israel.

"Dalam konteks (Piala Dunia) U-20 kami mendorong upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini menerobos agar U-20 tetap sukses tapi tidak menghadirkan Israel," tegas Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis, 23 Maret. 

Ganjar mendukung sikap PDIP yang menolak kehadiran tim nasional Israel dalam perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ia meminta agar panitia bersama pihak terkait mengupayakan langkah terobosan agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bisa berjalan tanpa mengorbankan komitmen pendiri bangsa.

"Sehingga penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bisa dilakukan tanpa mengorbankan komitmen panjang kita untuk mewujudkan Palestina merdeka. Serta, tetap menjaga kedamaian sosial-politik di dalam negeri Indonesia," katanya.

Ganjar juga beralasan, penolakannya terhadap kehadiran timnas Israel tidak lain karena memegang teguh amanat Bung Karno berkaitan dengan kemerdekaan Palestina. Hal itulah yang kemudian membuat orang nomor satu di Jateng itu menyuarakan penolakannya terhadap timnas Israel.

"Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau," kata Ganjar. 

Ganjar juga mengaku mencermati kemunculan kelompok politik dalam pemerintahan Israel yang menolak mengakui keberadaan bangsa dan negara Palestina merdeka.

"Karenanya, penting bagi kita untuk tetap menyuarakan dukungan kita kepada perjuangan Palestina merdeka," katanya.