BRI Siapkan Uang Tunai Rp43 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran Tahun Ini
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyediakan uang tunai sebesar Rp43 triliun untuk kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang disediakan sebesar Rp46,85 triliun.
"Menjelang lebaran operasional risk-nya kita cover. Terkait liquidity risk, kemampuan bank menyediakan uang cash, maka kita sudah hitung BRI untuk hari raya kita sediakan Rp32 triliun," ujar Direktur Utama BRI Sunarso saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa 28 Maret.
Sunarso menambahkan, pihaknya juga menjaga agar perbakan tidak terpapar operasional risk dalam pelayanannya menjelang Hari Raya Idulfitri.
"Ini di luar cadangan. Ini likuiditas, jadi kita sediakan," ujar Sunarso.
Ia juga memastikan jika cadangan likuiditas perbankan milik BRI masih sangat aman, termasuk biaya untuk pembagian dividen kepada nasabah yang akan dilakukan di bulan ini sebesar Rp43 triliun.
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 85 persen atau Rp43,49 triliun dari laba bersih tahun 2022 kepada pemegang saham.
"Dividen tunai yang dibagikan ini sudah termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada tanggal 27 Januari 2023 sejumlah Rp8,60 triliun, sehingga sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham BBRI sekurang-kurangnya sebesar Rp34,89 triliun," ujar Direktur Utama BRI, Sunarso dalam konferensi pers, Senin, 13 Maret.
Baca juga:
- Kebutuhan Uang Tunai di Papua Selama Ramadan 1444 Hijriah Naik 3,1 Persen
- BNI Siap Tebar Uang Tunai Rp45,87 Triliun saat Ramadan dan Lebaran 2023
- BI Malang Siapkan Dana Rp4,64 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2023
- Jelang Ramadan, BI Sebut Ekonomi Tetap Kuat Didorong Permintaan Domestik dan Ekspor
Ia menambahkan, sisanya sebesar 15 persen senilai Rp7,67 triliun akan digunakan sebagai laba ditahan.
Untuk dividen yang menjadi bagian negara Republik Indonesia atas kepemilikan sekurang-kurangnya 53,19 persen saham atau sekurang-kurangnya sebesar Rp23,15 triliun akan disetorkan kepada Rekening Kas Umum Negara.