India Ingin Belajar dari Indonesia soal Kesuksesan G20
JAKARTA - India ingin belajar kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan G20. Terutama dalam Employment Working Group (EWG) dan Labour Employment Ministers Meeting (LEMM).
Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan, India bukan hanya cara memimpin sidang tetapi juga cara mengelola kegiatan tersebut.
"(Agar) dapat memberikan kesan dan menampilkan sisi Indonesia dalam bentuk perspektif yang lebih utuh tidak hanya bicara isu yang diusung, tetapi juga bicara sosial budaya yang dihadirkan sehingga menimbulkan impresi yang baik kepada negara-negara lain," ujar Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Saat melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan India Arti Ahuja di Jenewa, Sekjen Anwar menambahkan, G20 tahun lalu membuat India sebagai presidensi tahun 2023 ingin belajar banyak hal dari Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Sekjen Anwar menyampaikan, Indonesia siap mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Presidensi G20 India tahun 2023 ini. Apalagi pada Presidensi G20 India tahun 2023 ini, Indonesia sebagai ketua bersama dengan India dan Brazil.
Sekjen Anwar mengatakan, Indonesia mendukung isu-isu prioritas yang diangkat oleh Presidensi India 2023, khususnya terkait upaya untuk mendekatkan kesenjangan keterampilan, perlindungan sosial, pemberdayaan pekerja tidak tetap atau berdasarkan proyek (gig), dan pembiayaan jaminan sosial yang berkelanjutan.
"Yang lebih penting adalah bagaimana kita menautkan antara tema yang diusung India itu dengan tema saat kita presidensi G20 Indonesia tahun lalu agar berkelanjutan," kata Anwar.
Ia menjelaskan pada Presidensi G20 Indonesia tahun lalu menghasilkan lima dokumen dan beberapa hal yang memiliki keterkaitan dengan tema G20 presidensi India. Salah satu isu misalnya terkait dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam gig platform economy.
Baca juga:
"Bagaimanapun juga gig platform ekonomi menuntut SDM memiliki kapasitas dan kapabilitas yang cukup agar mereka ini bisa memanfaatkan situasi ini bahkan bisa meningkatkan dari aspek produktivitas," kata Anwar.
Soal gig economy, lanjut dia, Indonesia juga bicara tentang bagaimana pasar kerja yang inklusif.
"Pasar kerja yang memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok disabilitas agar mereka juga ikut berperan di dalam pasar kerja tersebut. Keberpihakan kita pada kelompok itu harus menjadi tema yang harus diusung," kata Anwar.
Dan, bagaimana isu yang terkait strategi kita meningkatkan keahlian (skill strategy) SDM yang dibutuhkan.