Jepang Kerahkan Unit Rudal ke Pulau Ishigaki Okinawa untuk Antisipasi Ancaman China

JAKARTA - Jepang pada Hari Kamis mengerahkan unit-unit Pasukan Bela Diri Darat (GSDF), termasuk regu rudal, ke sebuah pulau terpencil di bagian selatan dekat Kepulauan Senkaku yang disengketakan dengan Taiwan, diduga sebagai tanggapan atas meningkatnya aktivitas militer Tiongkok di perairan dekatnya.

Sekitar 570 anggota GSDF akan ditempatkan di garnisun yang baru saja didirikan di Pulau Ishigaki, Prefektur Okinawa, dengan beberapa di antaranya ditugaskan ke unit rudal darat-ke-kapal dan darat-ke-udara, demikian menurut Kementerian Pertahanan, melansir Kyodo News 16 Maret.

Pulau itu terletak kurang dari 200 kilometer di sebelah selatan gugusan Pulau Senkaku di Laut Cina Timur, yang dikendalikan oleh Tokyo tetapi diklaim oleh Beijing. Kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok telah berulang kali memasuki perairan Jepang di sekitar pulau-pulau tak berpenghuni itu.

Pulau ini juga terletak sekitar 300 km sebelah timur Taiwan, sebuah pulau demokratis yang memiliki pemerintahan sendiri yang dipandang oleh Pemerintah China sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk disatukan kembali dengan daratan utama, dengan kekerasan jika perlu.

Jepang diketahui telah meningkatkan kemampuan pencegahan dan respons terhadap Tiongkok dengan membangun pijakan pertahanan di Kepulauan Nanseis, sebuah rantai yang membentang ke arah barat daya dari Kyushu ke arah Taiwan.

GSDF mendirikan garnisun di Pulau Yonaguni di Okinawa pada tahun 2016, serta kemudian di Pulau Miyako dan Pulau Amami, Prefektur Kagoshima pada tahun 2019 dengan unit-unit rudal.

Jepang berjanji untuk memperkuat kemampuan pertahanannya dan meningkatkan infrastruktur di wilayah barat daya, ketika pemerintah memperbarui kebijakan pertahanannya, termasuk pedoman jangka panjang Strategi Keamanan Nasional, pada bulan Desember tahun lalu.

Namun, rencana penempatan GSDF di Pulau Ishigaki telah menghadapi tentangan dari beberapa penduduk setempat sejak muncul sekitar tahun 2014. Tetapi, wali kota mengatakan pada tahun 2016, bahwa Ishigaki akan menerimanya.

Sebuah demonstrasi diadakan di dekat gerbang depan garnisun pada Hari Kamis, dengan sekitar 30 orang termasuk penduduk setempat menyerukan pemindahan "pangkalan rudal" dari Pulau Ishigaki.

"Di sini, di Ishigaki, kami belum pernah melihat seorang anggota SDF dengan seragam kamuflase," kata Sachiko Fujii, 75 tahun, seorang anggota kelompok masyarakat setempat yang ikut dalam aksi unjuk rasa itu.

"Kami tidak akan pernah menyerah sampai pangkalan itu disingkirkan," sambungnya.

Diketahui, pada fase akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, Okinawa menjadi tempat pertempuran darat paling berdarah di tanah Jepang, dengan lebih dari 200.000 warga sipil dan tentara dari militer Jepang maupun Amerika Serikat terbunuh.