Mengidentifikasi Mesin Turbofan dari Sisa Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
JAKARTA - Memasuki hari ketiga insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu. Lokasi jatuhnya pesawat yang membawa 63 penumpang itu berada di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, mendapat perhatian serius dari masyarakat serta pemerintah.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendalami lebih jauh untuk memahami masalah yang sebenarnya terjadi. Menurutnya, insiden ini merupakan sebab dari kebijakan pemerintah yang membolehkan operasional dari pesawat berumur tua.
“Indonesia ada sedikit pandangan bahwa masalah penerbangan kita ini adalah sedikit rawan. Oleh karena itu, kita musti bicara soal usia dan pesawat yang bertarif murah,” terang Ridwan kepada VOI, Senin, 11 Januari.
Peringatan sebenarnya sudah disampaikan Federal Aviation Administration (FAA). Lembaga pengawas penerbangan Amerika Serikat ini sudah menyampaikan jika spesifikasi pesawat berjenis Boeing B737-500 yang dipakai Sriwijaya Air merupakan armada yang bermasalah.
Sebenarnya, Boeing 737-500 merupakan versi berdimensi lebih kecil dibanding produk lain dari kelas 737 klasik. Peningkatan di bagian mesin membuat 737-500 mampu terbang lebih jauh dengan penumpang yang lebih sedikit.
Seperti umumnya pesawat komersil, Boeing 737-500 menggunakan mesin berjenis turbofan. Merangkum keterangan dari situs resmi Boeing, berikut ini uraian mengenai mesin turbofan yang digunakan dalam kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.
Baca juga:
Berkenalan dengan Mesin Turbofan
Mesin turbofan atau fanjet merupakan jenis mesin jet airbreathing. Saat ini, jenis mesin ini yang paling banyak diterapkan pada pesawat komersial. Kata turbofan sendiri merupakan gabungan antara ‘turbin’ dan ‘kipas’ atau ‘fan’.
Mesin turbofan terdiri dari kipas (fan) ke bagian mesin turbojet. Fungsi kipas tersebut antara lain menghasilkan daya dorong tambahan, menurunkan tingkat kebisingan mesin, serta membantu dalam proses pendinginan mesin.
Prinsip kerja mesin turbofan lebih mirip dengan turboprop. Pasalnya, kedua jenis mesin jet ini menghasilkan daya dorong dengan memindahkan daya gas dari turbin, melalui tambahan mesin, lalu melewati aliran sehingga bisa diubah menjadi energi kinetis.
Kelebihan dan Kekurangan Mesin Turbofan
Menjadi mesin dari salah satu varian Boeing 737-500 yang paling laris, mesin turbofan memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan jenis mesin pesawat terbang ini antara lain, tidak terlalu berisik, dibandingkan turbojet, irit bahan bakar dengan performa mesin yang lebih terkontrol dan menghasilkan 75 persen daya dorong lebih banyak.
Adapun kekurangan mesin berjenis ini, antara lain bobotnya yang lebih berat ketimbang turbojet, memakan ruang lebih banyak dibanding turbojet, dan kurang efisien pada altitude tinggi