Tindakan Erick Thohir Copot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dinilai Aneh dan Janggal
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menyoroti tindakan Menteri BUMN Erick Tohir yang telah mencopot Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) holding Dedi Sunardi.
Yusri menilai kebijakan ini aneh dan lucu jika dikaitkan dengan terbakarnya Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Pertamina Plumpang. Sebab, Dedi bukan pejabat yang terkait langsung dengan peristiwa kecelakaan tersebut.
“Jika ditinjau setelah dibentuk organisasi Pertamina Holding dengan Subholding oleh Kementerian BUMN maka kendali penuh operasi distribusi BBM berada langsung di Subholding, dalam hal ini PT Pertamina Patra Niaga,” kata Yusri Usman kepada VOI, Kamis, 9 Maret.
Menurut Yusri, langkah dengan mencopot Direktur Pengembang Bisnis Pertamina Holding yang rentang kendalinya jauh di atas dengan kebakaran depo TBBM Plumpang menjadi tanda tanya besar.
“Bisa dibaca publik, kebijakan Menteri BUMN ini terkesan bernuansa politis,” jelasnya.
Yusri menilai, tindakan hukuman yang diambil Kementerian BUMN terkait kebakaran Depo TBBM Plumpang, lebih tepat diberikan kepada Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution.
Yusri mengatakan, jika bukan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution, setidak-tidaknya mencopot Eksekutif General Manager Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) III yang bertanggung jawab langsung untuk TBBM di wilayah Jakarta dan Jabodetabek.
“Termasuk Kepala Depo TBBM Plumpang,” ujarnya.
Baca juga:
- Profil Dedi Sunardi, Direksi Pertamina yang Dicopot Gara-gara Kebakaran Depo Plumpang
- Imbas Kebakaran Depo Plumpang, Menteri BUMN Copot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina
- Berkaca Kebakaran Depo Plumpang, Pelaku Industri Migas Perlu Evaluasi Sistem K3L
- Pertamina Ganti Rugi Korban Kebakaran Depo Plumpang, Nominalnya Masih Dirahasiakan
Yursi mengatakan, jika melihat kebakaran beruntun selama dua tahun terakhir, Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan serta kebakaran travo pembangkit listrik Blok Rokan pada 7 Desember 2022 yang menyebabkan terjadinya unplaned shutdown berakibat produksinya sempat anjlok hingga 70.000 barel perhari, seharunya yang bertanggung jawab adalah pucuk pimpinan Pertamina.
“Seharusnya Dirut PT Pertamina (Persero) Holding, Nicke Widyawati yang harus dicopot oleh Menteri BUMN,” ujar Yusri.