IHSG Pekan Ini Menanti Keputusan The Fed Terkait Suku Bunga

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini akan dibayangi sejumlah rilis data ekonomi. Adapun IHSG ditutup melemah 0,64 persen atau turun 43,77 poin ke level 6.813,63 pada akhir pekan lalu.

Direktur Ekuator Swarna Capital Hans Kwee menilai bahwa para pelaku pasar tengah menunggu dan mencermati keputusan the Fed terkait kenaikan suku bunga. Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan, bank sentral harus tetap dengan kenaikan suku bunga lambat dan stabil, seperempat poin (25bps) untuk saat ini, demi menghindari penurunan ekonomi.

"Pernyataan tersebut meredakan kekhawatiran pasar sebelumnya, ketika data pengangguran Amerika yang positif membuat investor khawatir tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat dan lebih besar," jelas Hans dalam risetnya.

Selanjutnya, data ekonomi yang dirilis menunjukkan permintaan yang stabil untuk layanan, dengan indeks manajer pembelian (PMI) dari Institute for Supply Management dan S&P Global. Ini mengartikan, aktivitas di sektor tersebut terus berkembang bahkan saat harga input turun.

Sedangkan di seluruh Eropa, data inflasi ternyata lebih panas dari perkiraan. Proyeksi sekilas untuk zona euro menunjukkan inflasi utama turun dari 8,6 persen menjadi 8,5 persen, tetapi data ini di atas perkiraan konsensus yang mengharapkan level 8,2 persen.

"Di sisi lain, data ekonomi yang solid dari Tiongkok mendukung ekspektasi bahwa Beijing akan menetapkan target pertumbuhan 2023 yang ambisius pada pertemuan parlemen tahunan akhir pekan ini," tutur Hans.

Di tengah gejolak ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia konsisten berekspansi selama 18 bulan berturut-turut dan tercatat di level 51,2 pada Februari 2023. Resiliensi sektor manufaktur nasional didorong oleh permintaan dalam negeri yang tetap ekspansif. Rantai pasokan juga dinilai mengalami perbaikan dari segi waktu pengiriman yang semakin pendek karena kinerja logistik yang semakin efisien.

"Akhir pekan kekhawatiran Kenaikan suku bunga the fed yang lebih agresif mulai berkurang. Beberapa data positif berpotensi mendorong IHSG menguat dengan support 6,781-6,688 dan resistance di 6,889-6,961," papar Hans.

Sementara Phintraco Sekuritas dalam risetnya menjelaskan pelaku pasar juga akan mencari rilis data Neraca Perdagangan China, baik ekspor dan impor periode Januari-Februari 2023.

Adapun Neraca Perdagangan China diperkirakan naik ke 80,9 miliar dolar AS. Sementara ekspor diperkirakan melambat ke 10 persen dari sebelumnya 9,9 persen dan impor diperkirakan melambat ke 5,3 persen dari 7,5 persen.

Secara teknikal IHSG berpotensi pembentukan deathcross di Stochastic RSI, sejalan dengan pelebaran negative slope MACD. Hal ini mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan. IHSG diperkirakan akan uji support level 6.780 pada Senin.

Untuk perdagangan Senin ini, Phintraco Sekuritas memilih saham SMGR, INTP, LSIP, TLKM dan EXCL menjadi top picks.