Jepang Kembali Terima Kapal Pesiar Asing Setelah Pembatasan COVID-19 Selama Tiga Tahun

JAKARTA - Sebuah kapal pesiar asing berlabuh di pelabuhan Prefektur Shizuoka pada Hari Rabu, menjadi kapal pertama yang tiba di Jepang dalam waktu sekitar tiga tahun karena tindakan pengendalian perbatasan COVID-19 yang baru saja dilonggarkan.

Kedatangan yang dijadwalkan itu terjadi setelah Negeri Matahari Terbit membatalkan penangguhan kapal pesiar yang dimandatkan pemerintah, berusaha untuk memperluas jumlah pelabuhan yang menerima kapal pesiar asing menjadi 100 pada tahun 2025, serta meningkatkan jumlah wisatawan ke puncak pra-pandemi, lebih dari 2 juta orang.

Pemberhentian kapal pesiar Amadea di Pelabuhan Shimizu, Kota Shizuoka, Jepang tengah, adalah yang pertama dari 212 kapal yang dijadwalkan tiba di negara itu pada tahun 2023, dengan beberapa kapal diharapkan melakukan kunjungan pelabuhan, melansir Kyodo News 1 Maret.

Kapal pesiar Amadea yang dioperasikan oleh perusahaan Jerman Phoenix Reisen GmbH dan membawa sekitar 500 penumpang dan 300 awak, berlabuh sekitar pukul 8 pagi dalam cuaca cerah dengan pemandangan Gunung Fuji di dekatnya.

Disambut dengan penampilan kendang taiko oleh para musisi, termasuk beberapa dari daerah setempat, para penumpang mulai turun setelah jam 9 pagi usai pemeriksaan kesehatan di atas kapal.

Kapal seberat 29.000 ton, yang berangkat dari Saipan di Kepulauan Mariana Utara pada 25 Februari, dijadwalkan meninggalkan Shizuoka menuju Tokyo pada Rabu malam.

Pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19, kapal pesiar melakukan 1.932 kunjungan pelabuhan di Jepang, membawa serta sekitar 2,15 juta turis yang menghabiskan sekitar 80,5 miliar yen. Pada tahun yang sama, kapal pesiar asing lego jangkar di 67 pelabuhan.

Pemerintah berupaya meningkatkan jumlah itu menjadi 100 dengan memasukkan target dalam rencana nasional untuk meningkatkan pariwisata, yang akan disahkan oleh Kabinet pada akhir Maret. Itu juga untuk mengembalikan jumlah pengunjung dengan kapal pesiar asing yang mencatat rekor sebanyak 2,53 juta orang pada tahun 2017.

"Kami ingin meningkatkan jumlah pengunjung dengan memperluas pilihan mereka untuk berlabuh di pelabuhan," kata seorang pejabat pemerintah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata berencana memberikan dukungan yang lebih besar kepada pemerintah daerah, untuk membantu mereka bersaing dengan perusahaan pelayaran dan pelabuhan asing, serta meningkatkan fitur di lokasi domestik untuk menyambut penumpang.

Diketahui, Pemerintah Jepang memutuskan November lalu untuk membuka kembali pelabuhan untuk kapal pesiar, karena khawatir negara itu akan kehilangan pangsa pasar wisatawan kapal pesiar yang menguntungkan setelah negara-negara di Eropa dan Amerika Utara mulai dibuka kembali sekitar Juni 2021.

Penerimaan kapal pesiar asing ditangguhkan pada Maret 2020, menyusul wabah virus korona massal di kapal pesiar Diamond Princess, yang menyebabkan ribuan orang dikarantina di Yokohama pada Februari 2020, dengan 13 dari 700 lebih awak dan penumpang yang terinfeksi meninggal.