Penulis Buku Investasi Robert Kiyosaki Peringatkan Ekonomi Dunia Di Ambang Kehancuran
JAKARTA - Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, kembali memperingatkan tentang kondisi ekonomi global yang semakin memburuk. Kiyosaki berpendapat bahwa ekonomi dunia berada di ambang kehancuran dan mengeluarkan beberapa peringatan yang dapat merugikan investor.
Informasi saja, buku yang ditulis Kyosaki, Rich Dad Poor Dad telah menjadi buku terlaris selama lebih dari enam tahun dan terjual lebih dari 32 juta eksemplar di lebih dari 109 negara.
Ia mengingatkan tentang risiko yang dapat terjadi pada bank, seperti pembekuan tabungan dan bail-in jika bank bangkrut. Hal tersebut dapat menyebabkan kerugian finansial pada para investor. Kiyosaki kemudian mendorong para investor untuk membeli perak dengan alasan bahwa harga perak yang sekitar 25 dolar AS (Rp381 ribuan) akan terus meningkat.
Penulis terkenal tersebut sering kali menyatakan ketidakpercayaannya terhadap pemerintahan Biden, Federal Reserve, Departemen Keuangan, dan Wall Street. Ia mengatakan bahwa tindakan The Fed dapat menghancurkan ekonomi AS dan dolar. Kiyosaki juga sering mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kejatuhan pasar yang akan datang dan memperingatkan agar tidak berinvestasi di saham, obligasi, reksadana, dan ETF.
Baca juga:
Kiyosaki merekomendasikan emas, perak, dan bitcoin sebagai investasi terbaik untuk saat-saat yang tidak stabil. Ia menyebut emas dan perak sebagai uang Tuhan, sementara bitcoin adalah "uang rakyat."
Ia memprediksi bahwa pada tahun 2025, harga bitcoin akan menjadi 500.000 dolar AS (sekitar Rp7,6 miliar), emas akan naik menjadi 5.000 dolar AS (setara Rp76 jutaan), dan perak akan melambung menjadi 500 dolar AS (Rp.7,6 jutaan) Pada tahun ini, ia memperkirakan harga emas akan mencapai 3.800 dolar AS (Rp58 jutaan) dan perak mencapai 75 dolar AS (Rp1,1 jutaan).
Kiyosaki mengatakan bahwa pemegang emas, perak, dan BTC akan menjadi lebih kaya ketika Fed melakukan pivot dan mencetak triliunan dolar. Dia juga memperingatkan bahwa kita berada dalam resesi global yang dapat menyebabkan melonjaknya kebangkrutan, pengangguran, dan tunawisma. Oleh karena itu, ia mengajak para investor untuk bersiap-siap dan memperhatikan situasi ekonomi yang sedang terjadi saat ini.