Peringati Satu Tahun Invasi Rusia, Warga Ukraina di Bali Harap Perang Segera Berakhir

DENPASAR - Puluhan warga negara Ukraina yang berada di Pulau Bali, mendatangi kantor Konsulat Ukraina  di Denpasar Selatan, Bali. Kedatangan mereka untuk memperingati satu tahun  invasi Rusia ke Ukraina yang jatuh pada hari ini.

Kedatangan warga Ukraina ini tidak bersamaan mereka datang silih berganti ke kantor Konsulat Ukraina sejak pukul 13.30 WITA hingga sore ini.

Mereka datang dengan membawa bunga dan diletakkan di depan pintu kantor Konsulat Ukraina. Warga Ukraina juga menyalakan lilin sambil berdoa.

Beberapa warga Ukraina yang juga membagikan gelang dan cenderamata berbentuk hati dengan warna biru dan kuning, simbol dari warna bendera Ukraina.

Di sisi lain, terlihat juga sejumlah poster yang dipajang dibelakang tumpukan bunga dari para warga Ukraina, di sana memperlihatkan sejumlah kota di Ukraina yang dulunya tampak indah dan kini luluh lantak akibat perang.

Salah satu warga Ukraina, Dmytro mengatakan hari ini adalah hari yang sangat penting bagi warga Ukraina.

"Ini hari yang sangat penting bagi warga Ukraina. Kami datang ke sini dengan bunga dan lilin, hanya karena hari tragis 24 Februari untuk setiap orang Ukraina, semua orang tahu apa arti tanggal itu dan semua orang datang hanya untuk melihat satu sama lain untuk saling mendukung," kata Dmytro.

Warga Ukraina memperingati satu tahun invasi Rusia di kantor Konsulat Ukraina di Denpasar Selatan, Bali/FOTO: Dafi-VOI

Warga Ukraina disebut Dmytro membawa bunga sebagai simbol kedamaian dan berharap perang segera berakhir.

"(Bunga) itu  hanya simbol kedamaian hidup. Setiap orang Ukraina memiliki ceritanya sendiri, banyak orang dengan cerita yang berbeda," ujarnya.

Sementara, Raisa, warga Ukraina lainnya, bercerita dirinya cukup beruntung karena sebelum terjadi perang, sudah berada di Indonesia.

"Saya tinggal di Indonesia sebelum perang dimulai dan di Bali sudah tiga tahun," ungkapnya.

Perempuan dari Kota Kherson di Ukraina menyebut orangtuanya kini mengungsi setelah perang terjadi.

"Saya tidak punya rumah, sudah dibom sehingga saya tinggal di Indonesia. Ibu saya (mengungsi) di Polandia dan bapak saya di Jerman, kakak saya sudah ke Indonesia," ujarnya.

Raisa berharap perang segera berakhir. Dia ingin kembali ke negaranya.

"Semua harapannya bisa pulang ke Negara Ukraina. Semua rindu ingin pulang ke Ukraina karena banyak keluarga,” tuturnya.