Kantongi Pendanaan Rp2,81 Triliun, Pertamina International Shipping Bakal Investasi Kapal
JAKARTA - Subholding Integrated Marine Logistics (IML) PT Pertamina International Shipping (PIS) mengantongi pendanaan sejumlah total 185 juta dolar AS atau Rp2,81 triliun (kurs Rp15.210 per dolar AS).
Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati memaparkan Pendanaan ini akan digunakan untuk investasi kapal dan infrastruktur terminal LPG yang dikelola oleh Subholding IML.
"Pendanaan ini melanjutkan kesuksesan pendanaan sebelumnya di tahun 2021 sebesar 134 juta dolar AS untuk pembelian 2 VLCC, yang merupakan investasi kapal oil tanker terbesar dalam 10 tahun terakhir di Pertamina dan Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat 17 Februari.
Adapun pendanaan yang diperoleh PIS berasal dari bank nasional dan juga mancanegara, di antaranya adalah SMBC, BNI, Bank Mandiri, BTPN, Mizuho, dan MUFG.
“Hal ini menandakan tingkat kepercayaan investor yang sangat tinggi kepada PIS dan investasi ini sekaligus menjadi dukungan yang berarti untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan,” ujar Diah.
Saat ini pengelolaan kedua kapal VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime dilakukan oleh PIS PL guna mengoptimalisasi operasional VLCC tersebut dengan memperluas pangsa pasar baru secara regional maupun internasional.
Lebih lanjut, Direktur Operasi PIS sekaligus Managing Director PIS PL Brilian Perdana menuturkan, kapal VLCC ini bisa mendatangkan kesempatan bisnis lebih banyak untuk perusahaan dan berkontribusi dalam ekspansi target pasar PIS yang semakin luas.
Baca juga:
CEO PIS Yoki Firnandi mengapresiasi dukungan para investor dalam pendanaan bisnis perusahaan.
“PIS tentunya tumbuh semakin agresif, untuk muwujudkan aspirasi dan visi menjadi perusahaan shipping dan logistik maritim terintegrasi yang terdepan di Asia," tutur Yoki.
PIS saat ini telah memiliki mitra strategis global, yakni NYK yang merupakan raksasa perkapalan dunia.
“Ke depan, kami optimistis bisnis PIS akan semakin berkembang dengan ekspansi pasar ke wilayah-wilayah Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur yang semakin gencar dilaksanakan," pungkas Yoki.