Menteri Basuki Beberkan Ada 5 Bendungan Paling Vital di Indonesia
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, ada lima bendungan yang dianggap vital dalam menjaga ketahanan air untuk mendorong ketahanan pangan nasional.
Kelima bendungan tersebut di antaranya, Bendungan Beringin Sila di Nusa Tenggara Barat (NTB), Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kemudian, Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan (Sulsel), serta Bendungan Gondang di Jawa Tengah (Jateng).
"Bendungan Beringin Sila yang kemarin baru diresmikan, itu kalau di bawahnya ada ribuan hektare, saya sudah lewatin juga sawahnya dan sekarang dengan adanya Beringin Sila sudah jadi air, mereka (para petani) jadi tanam dua kali," kata Basuki kepada wartawan usai Kick-Off Meeting World Water Forum (WWF) ke-10 di Jakarta, Rabu, 15 Februari.
Lalu, kata Basuki, Bendungan Rotiklot yang kini sudah memiliki jaringan irigasi di Kabupaten Belu. "Kemudian, (Bendungan) Rotiklot yang ada irigasinya sudah selesai. Ada Bendungan Tapin, terus yang Paselloreng," imbuhnya.
Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10, terus mengadakan sejumlah acara sebagai rangkaian persiapan menuju acara puncak. Setelah penyelenggaraan National Stakeholders Forum (NSF) sebagai 3rd Announcement, Pemerintah Indonesia melanjutkan persiapan Kick Off Meeting pada 15-16 Februari di Jakarta Convention Center (JCC).
Baca juga:
World Water Forum sendiri merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut .
World Water Forum ke-10 yang akan dilaksanakan di Bali, pada 18-24 Mei 2024 nanti akan mengusung tema "Water for Shared Prosperity". Dengan membawa harapan, bahwa World Water Forum menjadi ajang berbagai stakeholder dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespons berbagai tantangan pengelolaan air secara global.
Pemerintah menargetkan kehadiran 10.000 delegasi dan 30.000 peserta (termasuk partisipan, pengunjung pameran tentang air dan UMKM) dari 172 negara yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah, parlemen, swasta, akademisi, praktisi, asosiasi, dan masyarakat pada lingkup nasional dan internasional.