AS Menjajaki Pengambilan Tindakan Terhadap Entitas Terkait Balon Mata-mata China

JAKARTA - Amerika Serikat akan menjajaki pengambilan tindakan terhadap entitas yang terkait dengan militer China, yang mendukung penerbangan balon mata-mata China ke wilayah udara AS pekan lalu, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, Kamis.

Washington yakin pembuat balon China, yang ditembak jatuh oleh militer AS akhir pekan lalu di lepas Pantai Timur AS, memiliki "hubungan langsung" dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), kata pejabat itu dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menggemakan gagasan, Washington akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan, tetapi Pemerintah AS belum menentukan tindakan apa yang sedang dipertimbangkan.

Lebih lanjut Jean-Pierre mengatakan, Amerika Serikat juga akan melihat upaya yang lebih luas untuk "mengekspos dan mengatasi" kegiatan pengawasan China yang lebih besar, yang menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS dan sekutu serta mitra.

FBI, yang memimpin upaya untuk menganalisis sisa-sisa balon yang ditemukan, mengatakan kepada wartawan dalam pengarahan, pihaknya hanya memperoleh bukti fisik yang terbatas dan belum memiliki informasi yang cukup untuk menilai kemampuannya.

"Ini sangat awal bagi kami dalam proses ini, dan bukti yang telah ditemukan dan dibawa ke FBI sangat terbatas," kata seorang pejabat biro, melansir Reuters 10 Februari.

Pejabat FBI mengatakan, mereka masih tidak memiliki akses ke sebagian besar "muatan" balon, di mana sebagian besar barang elektronik onboard kemungkinan besar dibawa, tapi sebagian besar tetap berada di bawah air.

Terpisah, berbicara pada sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman menyoroti penerbangan balon China sebagai tanda lain dari upaya Beijing untuk membentuk kembali tatanan internasional.

"Tindakan yang tidak bertanggung jawab ini memperlihatkan secara penuh apa yang telah lama kami akui: bahwa RRT (Republik Rakyat Tiongkok) telah menjadi lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri," kata Sherman dalam sidang tersebut.

Sherman mengatakan, Washington akan terus memblokir China menggunakan teknologi AS untuk memajukan modernisasi militernya.

"RRC adalah satu-satunya pesaing dengan maksud dan sarana untuk membentuk kembali tatanan internasional," ujar Sherman, seraya menambahkan bahwa pelanggaran balon terhadap kedaulatan AS dan hukum internasional adalah "contoh terbaru dari kenyataan itu."

Namun demikian, Sherman mengatakan dia berharap Washington dan Beijing dapat terus bekerja sama dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama seperti perubahan iklim "pada saat yang sulit ini."

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri, pejabat senior tersebut mengatakan bahwa produsen balon tersebut memiliki hubungan langsung dengan militer China dan merupakan vendor yang disetujui oleh Tentara Pembebasan Rakyat.

Perusahaan juga mengiklankan produk balon di situs web-nya dan menyimpan video dari penerbangan sebelumnya, yang tampaknya telah memenuhi wilayah udara AS dan wilayah udara negara lain, kata pejabat itu, tanpa menyebutkan bisnisnya.

Pejabat itu mengatakan, Amerika Serikat telah mengumpulkan citra beresolusi tinggi dari balon tersebut berdasar terbang lintas pesawat U-2, yang mengungkapkan bahwa balon tersebut mampu melakukan operasi pengumpulan sinyal intelijen.

China telah melakukan penerbangan pengawasan serupa di lebih dari 40 negara di lima benua, kata pejabat itu.

Diberikatkan sebelumnya, Angkatan Udara AS menjatuhkan balon tersebut di lepas pantai South Carolina pada Hari Sabtu pekan lalu, seminggu setelah memasuki wilayah udara AS. Kementerian Luar Negeri China mengatakan itu adalah balon cuaca yang meledak, menuduh Amerika Serikat bereaksi berlebihan.

Pada Hari Senin, Amerika Serikat memberi pengarahan kepada 150 diplomat asing di Washington dan mengirimkan informasi ke misinya di seluruh dunia, untuk berbagi rincian tentang insiden balon tersebut.

Kemarin, juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning menolak tuduhan AS bahwa balon itu adalah bagian dari armada mata-mata di seluruh dunia, dengan mengatakan tuduhan tersebut dapat menjadi bagian dari "perang informasi AS melawan China."