Sejak Tahun 2018, 230 Desa di Jateng Dikirim Ganjar Bantuan untuk Pengadaan Alat Musik Gamelan

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberikan bantuan alat musik gamelan kepada 230 desa di Jawa Tengah. Dan itu dilakukan sejak 2018 silam.

Bantuan yang dianggarkan melalui Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah tersebut dialokasikan ke seluruh desa di Jawa Tengah sejak 2018. Setiap desa menerima bantuan mulai dari Rp75 juta hingga Rp600 juta untuk pengadaan alat musik gamelan.

Bantuan alat musik gamelan kepada desa bertujuan untuk mengembangkan seni dan budaya di sana. Plh Kepala Dinas Bapermades Provinsi Jawa Tengah Nur Kholis mengaku hal tersebut sesuai dengan kebijakan Ganjar Pranowo dalam upaya pelestarian seni budaya di Jawa Tengah.

"Bantuan gamelan sudah diberikan kepada 230 desa dengan total anggaran Rp27 miliar, itu sejak 2018," ucap Nur Kholis, Kamis 9 Februari.

Nur Kholis merinci, bantuan pada tahun pertama senilai Rp2,8 miliar diberikan kepada 18 desa. Dilanjutkan pada 2019, sebanyak 43 desa penerima dengan total anggaran Rp4,9 miliar.

Bantuan terus berlanjut untuk 19 desa pada 2020 dengan anggaran Rp1,3 miliar. Sedangkan pada 2021, anggaran naik drastis menjadi Rp12,1 miliar untuk 95 desa.

"Nah, untuk tahun 2022, bantuan diberikan kepada 55 desa dengan total anggaran Rp5,9 miliar. Untuk masing-masing penerima besaran nilainya berbeda. Ada yang Rp75 juta sampai Rp600 juta," jelas Nur Kholis.

Ia berharap agar kepedulian pemerintah dalam memberikan bantuan pengadaan alat musik gamelan mampu menggairahkan kesenian di tengah gempuran budaya luar.

"Jawa Tengah memiliki banyak ragam seni dan budaya. Harapannya bantuan ini dapat terus melestarikan seni budaya," harap Nur Kholis.

Selaras dengan itu, pengelola bantuan gamelan di Desa Langon, Kecamatan Tahunan, Jepara Rhobi Sani mengatakan bahwa kepedulian Ganjar Pranowo dimanfaatkan dengan baik oleh para seniman di desanya.

"Tentu senang dan bersyukur karena Pak Ganjar sudah memberikan bantuan gamelan, teman-teman jadi bersemangat berlatih," katanya.

Selain itu, komunitas seni budaya yang intens berkarya Tongprak, Tongtek, campursari dan wayang, yaitu Komunitas Putu Langgar juga menjadikan gamelan yang diberikan Pemprov Jateng sebagai sarana latihan sekaligus pentas.

"Bukan hanya teman-teman di komunitas tapi juga masyarakat sekitar, mulai anak sampai orang tua atau dewasa, bahkan ketua RT membuat paguyuban, ikut latihan. Ya, bantuan ini sangat bermanfaat untuk pelestarian seni budaya," ungkap pengurus Komunitas Putu Langgar.

Tak hanya dimanfaatkan oleh Komunitas Putu Langgar, bantuan yang diberikan Pemprov Jateng juga digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat di desa setempat.