Distribusi Vaksin Sinovac, Jawa Timur dan Jawa Tengah Mendapat Jatah Terbanyak
JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) sebagai holding badan usaha milik negara (BUMN) telah mendistribusikan vaksin COVID-19 hasil produksi perusahaan farmasi asal China, Sinovac. Hingga hari ini sudah seluruh provinsi di Tanah Air menerima kedatangan vaksin tersebut.
Namun, jumlah dosis atau vial vaksin yang diterima oleh masing-masing wilayah tidak sama. Misalnya, provinsi yang mendapat vial vaksin terbanyak yaitu Jawa Timur dengan jumlah 77.760 vial atau dosis vaksin. Disusul oleh Jawa Tengah sebanyak 62.560 vial.
Kemudian, ada dua wilayah yang paling kecil menerima dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac yaitu Bangka Belitung 6.280 vial vaksin dan Gorontalo sebanyak 4.800 vial vaksin.
Sekretaris Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan pengiriman dosis vaksin COVID-19 kepada masing-masing daerah sudah berdasarkan permintaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Jumlah yang dikirimkan ke masing-masing Provinsi berdasarkan permintaan jumlah dari Kemenkes," katanya, saat dihubungi, Selasa, 5 Januari.
Adapun wilayah penerima vaksin dan besaran vial yang diterima yaitu Jawa Timur 77.760 vial, Jawa Tengah 62.560 vial, Bali 31.000 vial, Banten 14.560 vial, Bengkulu 20.280 vial, Sumatera Barat 36.920 vial, Lampung 40.520 vial, dan Riau 20.000 vial.
Baca juga:
Kemudian, Sumatera Selatan 30.000 vial, Jambi 20.000 vial, Kalimantan Utara 10.680 vial, Papua 14.680 vial, Maluku Utara 7.160 vial, Maluku 15.120 vial, DKI Jakarta 39.200 vial, DI Yogyakarta 26.800 vial, Nusa Tenggara Barat 28.760 vial dan Gorontalo 4.800 vial.
Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur 13.200 vial, Kalimantan Selatan 25.000 vial, Sulawesi Tenggara 20.400 vial, Kalimantan Timur 25.520 vial, Kalimantan Barat 10.000 vial, Kalimantan Tengah 14.460 vial, Sumatera Utara 10.000 vial, Sulawesi Selatan 30.000 vial, Sulawesi Tengah 11.000 vial, dan Bangka Belitung 6.280 vial.
Lalu, Aceh 14.000 vial, Kepulauan Riau 13.000 vial, Papua Barat 7.160 vial, Sulawesi Utara 13.200 vial, Jawa Barat 49.360 vial, dan Sulawesi Barat tidak mendapat vaksin.