Masyarakat Makin Abai Prokes, Satgas Minta Daerah Aktifkan Lagi Posko COVID-19 Tiap RT
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta semua pemerintah daerah mengeluarkan anggaran untuk mengaktifkan kembali posko COVID-19 di semua tingkatan, mulai dari tingkat RT, RW, hingga kelurahan.
Sebab, menurut Doni, semakin lama masyarakat semakin abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19. Akibatnya, angka kasus baru tiap harinya terus meningkat.
"Mohon berkenan Bapak dan Ibu Bupati, Wali Kota, dan juga Gubernur untuk bisa mengalokasikan dana untuk tersedianya posko, mulai dari tingkat provinsi sampai dengan paling tidak tingkat kelurahan. Syukur kalau anggarannya cukup bisa sampai tingkat RT dan RW," kata Doni dalam keterangannya, Selasa, 5 Januari.
Dengan mengaktifkan kembali posko dan jajaran Satgas COVID-19 di tingkat RT-RW, Doni optimis kasus aktif yang selama ini selalu meningkat, dapat ditekan kembali.
"Kalau ini bisa dilakukan, maka kami yakin kasus aktif yang selama ini cukup tinggi bisa kita tekan kembali. Sebab, kunci dari keberhasilan dalam rangka memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah peran serta masyarakat sebagai garda terdepan," ujar dia.
Doni menyebut adanya penurunan kedisiplinan masyarakat terkait protokol kesehatan 3M seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
Berdasarkan hasil monitoring lapangan dan aplikasi Bersatu Lawan COVID-19, diketahui bahwa hanya 20,6 persen masyarakat yang patuh dalam memakai masker dan 16,9 yang patuh dalam menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Data ini diakumulasi per tanggal 27 Desember 2020, dari 512 kabupaten/kota. Pemantauan dilakukan terhadap ratusan juta orang dari ribuan pelapor.
Baca juga:
Padahal, menurut Doni, perubahan perilaku adalah modal utama bagi seluruh laposan masyarakat untuk berkontribusi dalam menekan angka penularan COVID-19.
Nyatanya, dengan kondisi seperti ini, kepatuhan masyrakat yang rendah dalam memakai masker dan menjaaga jarak menjadi kontributor dalam peningkatan peularan COVID-19 yang berdampak pada kenaikan kasus covid-19 beberapa waktu terkahir di Indonesia.
"Ini alarm bagi kita semua, mohon ini kita cermati, terutama di daerah yang secara rutin setiap hari laporan (angka kasus COVID-19) yang kami terima belum mengalami penurunan," pungkasnya.