Meski Permintaan Turun, Produksi Gas Alam AS Diprediksi Cetak Rekor di 2023
JAKARTA - Meski permintaan turun, Badan Informasi Energi AS (EIA) produksi gas alam AS akan mencapai rekor tertinggi pada 2023.
Dalam laporan Prospek Energi Jangka Pendek Februari, lembaga tersebut memperkirakan bahwa produksi gas kering akan meningkat menjadi 100,27 miliar kaki kubik per hari (bcfd) tahun ini dan 101,68 bcfd pada 2024 dari rekor 98,09 bcfd pada 2022.
Pertumbuhan produksi gas alam AS telah melampaui pertumbuhan permintaan beberapa bulan terakhir, membantu menurunkan harga gas alam, catat laporan tersebut.
Mengutip Antara, Rabu, 8 Februari, harga spot gas alam di Henry Hub akan mencapai rata-rata 3,40 dolar AS per juta unit termal Inggris (MMBtu) pada 2023, turun hampir 50 persen dari tahun lalu, perkiraan laporan tersebut, menyebutnya sebagai akibat dari "cuaca yang jauh lebih hangat dari biasanya" di Januari menyebabkan konsumsi gas alam berkurang dari normal untuk pemanas ruangan dan mendorong persediaan di atas rata-rata lima tahun.
Suhu di seluruh Amerika Serikat pada Januari adalah yang paling ringan sejak 2006, menurut laporan itu.
Harga gas alam tetap sangat fluktuatif, kata laporan itu. "Peristiwa cuaca ekstrem dan pembekuan produksi masih berpotensi menyebabkan lonjakan harga di Henry Hub dan di pasar regional, tetapi potensi itu berkurang saat musim semi mendekat, terutama sekarang persediaan telah bergerak kembali di atas rata-rata lima tahun (2018-2022)."
Baca juga:
EIA sekarang memperkirakan persediaan gas alam AS akan menutup musim penarikan pada akhir Maret di lebih dari 1,8 triliun kaki kubik, 16 persen lebih banyak dari rata-rata lima tahun.
Dalam perkiraan EIA, ekspor LNG AS akan meningkat setelah fasilitas Freeport kembali beroperasi, dan ekspor LNG akan meningkat sebesar 11 persen secara tahunan pada 2023 dibandingkan dengan 2022.
Konsumsi bahan bakar cair global akan meningkat sebesar 1,1 juta barel per hari (b/d) pada 2023 dan sebesar 1,8 juta b/d pada 2024, terutama didorong oleh pertumbuhan di China dan negara-negara non-OECD lainnya, laporan tersebut memproyeksikan.
Berdasarkan model ekonomi makro S&P Global, PDB riil AS akan sedikit berkontraksi pada paruh pertama 2023, sebagian disebabkan oleh penurunan investasi tetap perumahan, tetapi diperkirakan akan meningkat akhir tahun ini dan mencapai rata-rata tahunan sebesar 2,1 persen pada 2024, menurut laporan itu.