Temui PJ Gubernur DKI, Menhub Bahas LRT hingga MRT
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyambangi kantor Balaikota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada hari ini. Kedatangannya dalam rangka rapat bersama terkait dengan angkutan massal di wilayah ibu kota.
“Saya senang sekali bahwa Gubernur DKI berinisiatif untuk mengalakkan angkutan massal. Kita memang punya target untuk memaksimalkan angkutan massal yang ada di pusat perkotaan. Dan ingat bahwa Jakarta adalah contoh bagi seluruh Indonesia,” katanya usai pertemuan, di Balaikota, Jakarta, Selasa, 7 Februari.
Kata Budi, ada tiga hal yang menjadi poin pembicaraan dalam pertemuan tersebut. Pertama mengenai percepatan pembangunan proyek LRT Jakarta.
Lebih lanjut, Budi mengatakan ide membangun proyek LRT yang menghubungkan kawasan Velodrome di Jakarta Timur, dengan kawasan Manggarai merupakan langkah yang baik.
Pasalnya, sambung Budi, Manggarai merupakan pusat pergerakan masyarakat baik dari luar dan dalam kota.
“Dari Manggarai penumpang antar kota bisa ke Depok ke Bogor, ke Tangerang dan ini tambahan satu titik bisa ke Kelapa Gading atau Pegangsaan. Saya pikir ini stategis,” jelasnya.
Budi juga mengpresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang telah mengalokasikan anggaran untuk proyek LRT Velodrom-Manggarai.
“Bahkan DKI sudah alokasikan dana, dan akan selesai kurang lebih 2024, September. Ini saya apresiasi karena ini menimbulkan kurang lebih 185.000 passenger,” tuturnya.
Pada pertemuan ini, kata Budi, juga dibahas mengenai proyek MRT east-west yang dimulai dari Kembangan, Jakarta Barat menuju Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat.
“East-west MRT. Kami membahas detail memang, kita akan buat dari Kembangan sampai Medan Satria, tapi nanti disambung dikit ke Bekasi karena kita butuh populasi. Dan Pak Gubernur sudah punya tanah rupanya di Rorotan,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Budi, pada pertemuan tersebut juga membahas mengenai rencana revitalisasi Stasiun Tanah Abang. Kata Budi, proyek ini nantinya akan dikerjakan oleh tiga pihak yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, dan Pemprov DKI Jakarta.
Kata Budi, revitalisasi Stasiun Tanah Abang ini akan memanfaatkan lahan milik Kementerian Perhubungan seluas 4 hektare (ha).
“Jadi Pak Gubernur minta itu dipakai untuk central station atau stasiun pengganti.
Jadi dari Tanah Abang sekarang mundur kira-kira 500 meter. Dan di situ kita ada ikon baru,” ujarnya.
Baca juga:
Lebih lanjut, Budi menjelaskan pembangunan Stasiun Tanah Abang ini juga dilakukan dengan memperbaiki kawasan sekitar lokasi dengan membuat taman hingga skywalk.
“Selain kita membangun itu saya juga minta DKI memperbaiki lingkungan sekitarnya. Sehingga kita tidak menjumpai saudara-saudara kita turun di Tanah Abang langsung (melihat) jalan, tapi ada taman, bangunan juga bagus dan sebagainya,” jelasnya.
Budi mengatakan Kementerian Perhubungan mendukung rencana Pemprov DKI terkait dengan angkutan massal di wilayah ibu kota. Kata dia, Jakarta akan menjadi kota percontohan angkutan massal bagi kota-kota lainnya.
“Jadi praktis yang diusulkan atau digagas oleh Pak Gubernur ini ide-ide yang strategis untuk perhubungan, kami membutuhkan itu karena kami butuh role model. Dan pada saat kami mengajak kota-kota lain Surabaya, Medan, Makassar, Bandung dan sebagainya punya role model angkutan massal yang baik,” katanya.