Namanya Muncul di Kasus Terbakarnya Susi Air dan Hilangnya 5 Penumpang, Ini Dosa-dosa KKB Egianus Kogoya
JAKARTA - Nama Egianus Kogoya muncul usai terbakarnya Susi Air di Bandara Paro, Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan.
Tak hanya itu, hingga saat ini lima penumpang pesawat yang dipiloti Philips Max Marthin warga berkebangsaan Selandia Baru tersebut masih dalam pencarian petugas.
Dugaan terlibatnya Egianus Kogoya dalam rangkaian peristiwa Susi Air ini disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo.
Nduga merupakan markas dari Egianus Kogoya dan komplotannya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Jejak keji Egianus Kogoya tak mungkin lepas dari ingatan warga Papua selama ini. Berbagai aksi pembunuhan, pencurian, penyanderaan sudah dia lakukan. Berikut daftar dosa Egianus Kogoya
Terlibat Pembunuhan Puluhan Pekerja Jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak
Egianus Kogoya mengacau dan terlibat dalam pembunuhan puluhan pekerja Jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Aksi brutal KKB dipicu kemarahan saat salah satu pekerja mengambil foto saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian. Sebanyak 31 orang tewas dalam inisden ini.
Serang Pos TNI di Mbua Nduga
Dari kali Yigi, keterlibatan Kogoya merambah ke pos TNI Mbua Kabupaten Nduga atau berjarak 2 jam dengan jalan kaki dari Yigi. Akibat penyerangan tersebut, satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan tewas.
Tembak Pesawat Sebabkan 4 Orang Tewas
Sama seperti Susi Air, Egianus Kogoya juga pernah menembaki pesawar Trigana Air yang mendarat di Nduga. Akibatnya, pilot Trigana Air terluka, dan empat orang lainnya tewas. Mereka adalah dua orang anak dan kedua orang tuanya. Dua orang juga terluka.
Sekap 15 Guru di Mependuma
Kelompok yang diketuai Egianus Kogoya pernah menyekap 15 guru dan tenaga medis pada awal Oktober di Kecamatan Mependuma, Nduga.
Rampas 20-25 Senjata Api Standar militer
Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan bahwa mereka memiliki senjata api standar militer. Ia juga menjelaskan, setidaknya kelompok ini memiliki 20 hingga 25 senjata api berstandar militer yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.