Penyebab Gempa Turki dan Suriah pada 6 Februari Sangat Mematikan hingga Renggut Nyawa Ribuan Orang
YOGYAKARTA – Gempa Turki dan Suriah menuai sorotan dunia. Gempa tersebut terjadi pada 6 Februari 2023 yang berpusat di perbatasan antara Turki dan Suriah. Menurut laporan, gempa bumi menyebabkan ribuan orang meninggal dunia. Lalu apa penyebab gempa Turki dan Suriah tersebut?
Penyebab Gempa Turki dan Suriah Mematikan
Seperti diketahu, gempa mengguncang Turki dan Suriah pada pukul 04.17 pagi waktu setempat atau pukul 08.17 WIB. Pusat gempa sendiri berada di Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep, Turki. Becana tersebut juga dirasakan di Syuriah hingga menyebabkan dua negara tersebut sebagian lumpuh.
Beberapa sumber mengatakan bahwa gempa yang terjadi sebelum fajar tersebut berkekuatan 7,8 dan menewaskan 2.600 orang lebih di Turki dan Suriah. Angka tersebut diperkirakan terus meningkat dan memicu terjadinya gempa susulan.
Terkait penyebab gempa yang melanda Turki dan Suriah, Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences dari Universitas Curtin di Perth, Australia, menjelaskan bahwa gempa ini menjadi sangat mematikan karena hanya memiliki kedalaman 18 km dari permukaan bumi.
Kedalaman gempa yang sangat dangkal itu selain menimbulkan suara gemuruh juga melepaskan energi guncangan yang besar dibanding gempa yang terjadi di kerak bumi.
Dalam situs AFP, Senin, 6 Februari, dikatakan bahwa gempa Turki-Suriah tersebut cukup mematikan karena berbagai alasan. Selain kekuatannya yang besar, faktor lain adalah waktu kejadian, lokasi, garis patahan, hingga konstruksi bangunan yang lemah hingga menyebabkan keruntuhan tak bisa dihindari.
Turki memang berada di zona gempa terkatif di dunia. Berbagai media asing melaporkan bahwa negara tersebut memiliki dua patahan di Lempeng Anatolia. Lempeng ini letaknya berada di Turki dan menjadi bagian dari sistem aktivitas tektonik yang rumit dan aktif di wilayah tersebut.
Lempeng Anatolia juga berbatasan dengan Lempeng Eurasia, Lempeng Afrika, Lempeng Arab, dan Lempeng Laut Aegean. Wilayah tersebut dikenal dengan sebuta North-Anatolian Transform Fault atau Sesar Anatolia Utara. Posisi ini berdampak pada adanya aktivitas kegempaan yang berlanjut di sepanjang patahan. Kondisi geologi Turki juga identik dengan ofiolit dan melange ophiolitik yang terbentuk oleh penutupan beberapa samudra Trias.
Alasan tersebut yang kemudian menyebabkan Turki jadi negara yang terletak di zona gempa bumi terkatif di dunia.
Dalam sejarahnya, gempa yang terjadi di sepanjang garis patahan Anatolia Utara di wilayah Turki utara Duzce pernah terjadi sebelumnya pada tahun 1999. Kala itu gempa merenggut nyawa lebih dari 17.000 jiwa.
Sedangkan gempa yang pusatnya ada di sekitar Gaziantep di Turki tengah ini diklaim menjadi gempa paling mematikan di Turki yang terjadi dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun. Kekuatan gempa ini disebut setara dengan gempa yang terjadi pada tahun 1939 yang juga jadi gempa terkuat dalam sejarah Turki.
Baca juga:
- Presiden Erdogan Umumkan Keadaan Darurat Akibat Gempa Turki, Dirjen WHO: Berpacu dengan Waktu
- PM Inggris Rishi Sunak Reshuffle Kabinet: Posisi Dominic Raab Aman, Greg Hands Jadi Pemimpin Partai Konservatif
- Narapidana Memberontak Usai Gempa Turki: 20 Orang Melarikan Diri dari Penjara Suriah, Mayoritas Anggota ISIS
- Gempa Turki: Korban Tewas Dekati 5.000 Jiwa dan 5.775 Bangunan Hancur
Sedangkan korban jiwa yang disebabkan karena gempa ini diperkirakan terus bertambah. Menurut data dari BBC, 7 Februari, korban tewas sementara menjadi 4.372 jiwa.
Menurut Yunus Sezer, kepala layanan bencana Turki, korban jiwa di Turki mencapai 2.921 jiwa per Selasa pagi dengan korban luka mencapai 15.834 orang. Sedangkan menurut pejabat setempat, kematian di Suriah mencapai 1.451 jiwa dengan 3.531 orang mengalami luka-luka.
Itulah informasi terkait penyebab gempa Turki dan Suriah. Kunjungi VOI.ID untuk informasi menarik lainnya.