Siap-Siap! Pekan Ini Komnas HAM Beberkan Kronologi Penembakan Enam Laskar Khusus FPI

JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan membeberkan runtutan kejadian penembakan terhadap enam orang laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek, Kilometer 50, awal Desember tahun lalu. 

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan mengatakan, kronologis kasus penembakan diketahui setelah bolak-balik memeriksa kamera pengawas (CCTV) milik Jasa Maga serta hasil uji balistik dan forensik. Kalau tak ada aral melintang, hasil akan diumumkan pekan ini. 

"Ya, pasti (menjelaskan runtut kronologis). InsyaAllah, pekan ini (diumumkan). Paling lambat, awal pekan depan," kata Taufan dilansir Antara, 4 Januari. 

Pernyataan Taufan sekaligus melengkapi anggota Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara pada 28 Desember lalu yang menyebutkan, rekaman CCTV masih 'kasar' dan memerlukan analisis lebih mendalam. 

"Sudah (mengecek hasil rekaman CCTV dan mengetahui detail kronologis)," kata Taufan.

Selain kamera pengawas, Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM juga sudah melakukan uji rekonstruksi di areal parkir sisi kanan Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat hari ini sekitar pukul 14.30 WIB. Semua data dan fakta yang sudah terkumpul, lanjut Taufan, akan dikonsolidasikan di tim untuk proses finalisasi.

Komnas HAM sebelumnya mengundang keluarga laskar FPI yang tewas ditembak saat mengawal rombongan pemimpinnya, Rizieq Shihab. Usai menygumpulkan keterangan dari pihak keluarga. Komnas HAM juga berencana memeriksa mobil yang digunakan laskar FPI dan polisi saat bakutembak di Tol Cikampek. 

"Nantinya kita akan uji dengan analisis, apakah ada kesesuaian atau tidak antara keterangan dan bukti fisik mobilnya," ucap Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam. 

Selesai dalam pemeriksaan mobil, Komnas HAM juga berencana memeriksa senjata api yang digunakan enam laskar FPI tersebut. Semakin cepat pemeriksaan maka semakin baik untuk meredam gejolak yang terjadi di tengah publik akibat kasus ini.

Dalam rekonstruksi yang dilakukan pada Senin, 14 Januari 2020 lalu, polisi menyebutkan kalau mereka terlebih dahulu diserang oleh laskar organiasasi yang telah dibubarkan pemerintah pada Rabu, 30 Desember 2020 lalu.