Kepala Otorita Sebut Ada 90 Investor yang Serius di IKN, 25 di Antaranya Bergerak Pada Bidang Infrastruktur
JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Bambang Susantono mengatakan, sebanyak 90 investor telah menyatakan keseriusan untuk berinvestasi di Ibu Kota baru.
“Kami ingin lapor juga bahwa kami menerima cukup banyak menerima pernyataan minat atau letter of interest yang hingga kemarin, hingga minggu lalu jumlahnya 142 dan sekitar 90 itu kami kategorikan sebagai pihak yang serius,” kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Antara, Senin, 6 Februari.
Bambang merinci, pernyataan minat tersebut berasal dari 25 investor bidang infrastruktur dan utilitas, 15 sektor edukasi, 14 jasa konsultan, lalu 10 sektor perumahan, 9 mixed use dan komersial, 8 sektor teknologi, 5 sektor kesehatan, 4 kantor BUMN dan swasta serta 2 sektor kantor pemerintah.
Sementara itu proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk perumahan yang terdiri dari 184 tower dengan nilai investasi mencapai Rp41 triliun berasal dari Summarecon senilai Rp1,67 triliun, lalu Nusantara’s Consortium sebesar Rp30,8 triliun dan Korea Land and Housing senilai Rp8,65 triliun.
Bambang menuturkan bahwa pembiayaan untuk membangun IKN masih dengan skema 20 persen dari APBN dan 80 persen menggunakan investasi dari investor. Otorita IKN pun telah membagi 9 generator ekonomi yang pembangunannya akan dilaksanakan secara bertahap mulai dari generator pertama yakni pusat pemerintahan nasional.
“Kawasan pusat pemerintah ada di nomor 1 dan di kawasan lain kami membuka diri investor untuk masuk ke sana, tapi tentunya akan berbeda karena di kawasan pusat nomor 1 sudah akan tersedia infrastruktur dasar,” ucapnya.
Investasi tahap prioritas 2024, lanjutnya juga dibagi menjadi 3 zona dengan prioritas utama adalah pembangunan kawasan Istana Presiden, 4 Kantor Kemenko, Kementerian yang langsung mendukung Presiden, dan ekosistem pendukung.
Berbeda dengan tahap awal perencanaan, otorita IKN memutuskan untuk turut memprioritaskan pembangunan ekosistem pendukung di sekitar kawasan pusat pemerintahan dengan membangun infrastruktur dan fasilitas publik seperti fasilitas kesehatan standar internasional, fasilitas pendidikan terpadu, kawasan perkantoran dan jasa, mixed use, komersial dan niaga seperti pusat perbelanjaan dan fasilitas hunian.
Baca juga:
- Sindir Jaksa, Kubu Ferdy Sambo Sebut 1.178 Halaman Dibalas 19 Lembar
- Korupsi Rp 3,6 Miliar, Direktur Perusahaan Daerah di Sumsel Dituntut 8 Tahun Penjara
- Anggukan Jaksa Kala Bharada E Meminta Maaf Soal Pledoi 'Tajam' Usai Dituntut 12 Tahun Penjara
- Diprotes Warga karena Bayar PBB Tinggi, Gibran Rakabuming: Kalau Request Diskon Bisa
“Kami ingin agar di 2024, kita juga bisa melihat sebagai kota yang memiliki ekosistem, artinya fasilitas untuk mereka yang pindah dan ingin melakukan kegiatan lain selain administratif pemerintahan juga tersedia nanti,” jelas Bambang.