Ayatollah Ali Khamenei Turun Tangan, Iran Beri Grasi ke Puluhan Tahanan Terkecuali Intel Asing
JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberi grasi ke puluhan ribu tahanan. Termasuk beberapa yang ditangkap dalam aksi protes anti-pemerintah.
Namun demikian, grasi yang diberikan Khamenei tersebut bersyarat. Salah satunya adalah warga berkewarganegaraan ganda yang banyak ditahan di Iran tidak bisa mendapatkan program pengampunan itu.
Berdasarkan laporan kantor berita negara, IRNA, pada Minggu 5 Februari, mereka yang dituduh melakukan "korupsi di bumi" --sebutan untuk beberapa pengunjuk rasa, juga dikecualikan mendapatkan grasi.
Setidaknya empat dari sejumlah pengunjuk rasa yang dituduh melakukan korupsi di bumi telah dieksekusi pemerintahan.
Program ini juga dikecualikan kepada mereka yang dituding intelejen luar negeri, atau mereka yang "berafiliasi dengan kelompok-kelompok yang memusuhi Republik Islam".
Adapun program grasi ini muncul usai unjuk rasa besar-besaran di Iran. Unjuk rasa itu dipicu seorang wanita Kurdi Iran meninggal dalam tahanan kepolisian pada September 2022. Wanita Kurdi itu ditahan lantaran melanggar aturan berpakaian perempuan di Iran.
Baca juga:
Semua lapisan masyarakat Iran berpartisipasi dalam demonstrasi yang dianggap terbesar sejak Revolusi 1979.
Menurut kantor berita aktivis HRANA, setidaknya 20 ribu demonstran ditangkap terkait dengan aksi protes. Kepolisian menuduh mereka sebagai musuh asing Iran yang memanas-manasi keadaan.
Pejuang dan organisasi HAM setempat mengatakan, lebih dari 500 orang, termasuk 70 anak di bawah umur, tewas usia penangkapan tersebut. Menurut pengadilan Iran, empat orang telah digantung mati.
Unjuk rasa kemudian meredup sejak eksekusi terhadap mereka yang ditangkap dilakukan.
Lebih jauh, Kepala Kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei kemudian menulis surat kepada Khamenei. Ia meminta pengampunan dari pemimpin negara atau grasi untuk mereka yang masih ditahan imbas ikut serta dalam demonstrasi tersebut.
"Dalam peristiwa belum lama ini, sejumlah orang, terutama anak-anak muda, telah melakukan tindakan yang salah dan kriminalitas sebagai akibat dari indoktrinasi dan propaganda musuh," ujar Ejei.
"Karena rencana dari musuh asing dan arus anti-revolusi telah digagalkan, banyak dari anak muda ini telah menyesali tindakan mereka," sambung Ejei .
Khamenei kemudian menyetujui perhomohan pengampunan itu untuk menghormati peringatan Revolusi Islam 1979.
Namun, pengecualian kembali ditegaskan bagi mereka yang tidak dapat menerima grasi, yaitu terbukti melakukan kontak langsung dengan intelijen asing, atau dengan sengaja melakukan pembunuhan, dan melakukan pengerusakan properti negara dalam aksi demonstrasi di Iran belum lama ini.