Setahun Tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani: Ribuan Orang "Ziarah" ke Bandara Baghdad
JAKARTA - Ribuan orang tumpah ke jalan dan melakukan pawai menuju bandara Baghdad pada Sabtu malam atau Minggu dini hari 3 Januari 2020. Hal itu mereka lakukan dalam rangka memperingati satu tahun tewasnya Jenderal Pasukan Revolusi Iran Qassem Soleimani dan pemimpin senior milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, akibat serangan Amerika Serikat (AS).
Pembunuhan Soleimani secara dramatis meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Akibat gempuran yang terjadi di bandara Baghdad itu, Amerika Serikat (AS) dan Iran berada di ambang peperangan.
Mengutip France24, Senin 4 Januari, poster-poster orang yang telah meninggal menghiasi kedua sisi jalan, yang dipagari dengan tenda-tenda yang menyajikan makanan dan minuman bagi mereka yang melintas di jalan raya. Lokasi pengeboman pun diubah menjadi seperti tempat suci yang dibatasi dengan tali merah, dengan foto Soleimani dan al-Muhandis di tengah. Sementara bekas pecahan peluru masih terlihat di aspal dan dinding di area tersebut.
3 Januari tahun lalu, Soleimani dilaporkan tiba di Irak dari Beirut lalu melakukan perjalanan dengan konvoi kendaraan saat meninggalkan Bandara Baghdad ketika pesawat tak berawak AS menyerang. Jenderal itu terbunuh, bersama dengan pemimpin milisi Irak.
Kematian pentolan Pasukan Quds elit Garda Revolusi Iran tersebut menimbulkan kemarahan besar dan digambarkan sebagai "serangan terang-terangan terhadap kedaulatan Irak." Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menyebut serangan tersebut sebagai "tindakan terorisme internasional" dan "eskalasi yang berbahaya dan bodoh."
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan melakukan "pembalasan yang keras." Selama beberapa hari setelah kematian Soleimani, potret pemimpin militer itu menghiasi jalan-jalan di Teheran. Massa mengangkat tanda-tanda menuntut balas dendam. Kemungkinan Iran dan AS berperang tampak nyata saat itu.
Peringatan setahun meninggalnya Soleimani dilakukan setelah militer Irak mengatakan bahwa para ahli bahan peledak dengan pasukan angkatan lautnya berhasil membongkar ranjau yang ditemukan tertancap di sebuah kapal tanker minyak di Teluk Persia. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penempatan tambang limpet tersebut.
Bersitegang
Pengumuman itu muncul selang sehari Irak mengonfirmasi laporan oleh perusahaan keamanan swasta yang menemukan ranjau menempel di sisi kapal tanker, yang disewa dari Perusahaan Pemasaran Minyak Irak, yang dikenal SOMO, ketika sedang mengisi bahan bakar kapal lain. Kabarnya saat itu tim Irak sedang bekerja untuk membongkar ranjau tersebut.
Baca juga:
Sementara itu, Irak belum memberikan rincian lebih lanjut. Namun dua perusahaan keamanan swasta tersebut mengatakan penemuan itu kemungkinan besar merupakan ranjau limpet di MT Pola, sebuah kapal tanker berbendera Liberia.
Tambang limpet adalah jenis ranjau laut yang dipasang di sisi kapal, biasanya oleh anggota pasukan khusus penyelam. Jika meledak, dapat merusak kapal secara signifikan. Penemuan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump.