Polda Jabar Awasi Potensi Penimbunan Kebutuhan Pokok karena Harga Naik

BANDUNG - Polda Jawa Barat melakukan pengawasan mengantisipasi potensi penimbunan kebutuhan pokok masyarakat karena kini sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga.

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo mengatakan pihaknya melalui Satgas Pangan rutin melakukan pengecekan ketersediaan stok kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu, kata dia, menjadi atensi dari Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana.

"Dari beberapa wilayah sudah dilakukan pengawasan terkait dengan kondisi itu," kata Ibrahim di Bandung dilansir ANTARA, Kamis, 2 Februari.

Menurutnya dari seluruh kebutuhan pokok, yang kini paling diperhatikan yakni terkait kelangkaan produk MinyaKita. Karena menurutnya produk itu memang mengalami kelangkaan di pasaran.

Namun sejauh ini, kata dia, belum ada informasi atau pihak yang terbukti telah melakukan penimbunan komoditas. Meski begitu, polisi menurutnya terus menyelidiki potensi penimbunan itu.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar melaporkan secara resmi apabila mengetahui adanya upaya penimbunan kebutuhan pokok, seperti minyak, beras, gula, ataupun komoditas lainnya.

"Kalau ada informasi yang dicurigai adanya penimbunan, agar segera melaporkan ke kita secara resmi. Jadi tidak hanya berpolemik dengan diksi yang belum jelas," katanya.

Sementara itu, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga di Kota Bandung, antara lain beras medium, gula pasir, dan minyak curah kemasan bermerek MinyaKita.

Salah seorang pedagang Pasar Anyar, Kota Bandung, yakni Dini mengaku harga gula pasir mengalami kenaikan. Menurutnya kenaikan harga itu berlangsung perlahan dan tidak langsung drastis. 

"Dari harga sebelumnya Rp13 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp15 ribu per kilogram," kata Dini.

Selain itu, seorang pedagang lainnya yakni Andi mengaku harga beras jenis medium dan jenis premium pun mengalami kenaikan. Andi menilai kenaikan beras itu dipicu karena belum memasuki musim panen.

"Harga beras saat ini sedang naik, untuk beras yang kualitas biasa dari harga sebelumnya Rp9 ribu per kilogram, sekarang naik jadi Rp11 ribu per kilogram. Dan untuk beras yang kualitasnya bagus harganya itu jadi Rp14 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp13 ribu per kilogram,” kata Andi.

Di samping itu, pedagang Pasar Ujungberung, Kota Bandung, bernama Amas menyebut produk MinyaKita di Bandung sudah mulai langka sejak awal 2023. Dia pun mengaku terpaksa menaikkan harga karena harga dari distributornya pun naik.

"Kalau yang dua liter bapak menjual Rp33 ribu. Ada yang beli silakan, nggak ada yang beli juga nggak apa-apa. Biasanya bapak nyetok 10 karton tapi sekarang mah susah,” kata Amas.