Sandiaga Ungkit Perjanjian Politik dengan Anies dan Prabowo, PKS Pilih Move On
JAKARTA - Juru Bicara DPP PKS Muhammad Kholid mengaku tak tahu menahu soal perjanjian tertulis antara Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mengenai Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Saya tidak tahu perjanjian Anies-Prabowo," ujar Kholid saat dikonfirmasi, Selasa, 31 Januari.
Kholid mengaku, pihaknya hanya mengetahui janji Gerindra untuk memberikan posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta kepada PKS setelah Sandiaga mengundurkan diri. Kala itu, Sandi mundur untuk mencalonkan diri sebagai cawapres Prabowo.
"Yang saya tahu, dulu Pak Prabowo dan Bang Sandi berjanji Wakil Gubernur DKI buat PKS," kata Kholid.
Namun, saat itu posisi Wakil Gubernur malah diberikan ke Ahmad Riza Patria yang merupakan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta. Sehingga PKS yang juga mendukung pasangan Anies-Sandi tidak mendapat haknya.
Meski begitu, Kholid mengatakan, partainya lebih memilih move on daripada mengungkit janji masa lalu. PKS, kata dia, hanya ingin menatap masa depan.
"Kita move on saja. Lihat masa depan," katanya.
Baca juga:
- Sidang Vonis Kuat Ma'ruf Digelar di Hari Valentine
- Jelang Rabu Pon dan Isu Reshuffle Kabinet, Jokowi Panggil Dirut Bulog Budi Waseso ke Istana
- Kasasi Kasus KSP Indosurya, Mahfud MD: Kita Perlu Tiru Cara PDIP Perjuangkan Haknya Ketika Reformasi 1998
- KPK Minta Lukas Enembe Jelaskan Bukti Dokumen yang Disita
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menyebut ada perjanjian tertulis antara Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan dirinya terkait Pemilihan Kepala Daerah 2017. Sandi mengaku perjanjian itu masih berlaku sampai saat ini.
"Seingat saya memang pernah ada perjanjian itu, itu bisa jadi batu pijakan dan jadi diskusi yang baik karena diskusi-diskusi itu bisa menganalisa bagaimana pembentukan koalisi dan kesepakatan-kesepakatan seperti apa yang dituangkan dalam sebuah perjanjian," kata Sandiaga, disitat Antara, Senin, 29 Januari.