Deteksi Bayi Kerdil, 140 Posyandu Disiagakan di Bangka Tengah Babel
KOBA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), memberdayakan sebanyak 140 pos pelayanan terpadu (posyandu), untuk menekan angka kasus kekerdilan pada anak usia dini (stunting).
"Kita punya 140 posyandu yang tersebar di seluruh desa, ini terus diberdayakan dan dioptimalkan," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman dikutip ANTARA Kamis 26 Januari.
Ia meminta pemerintah desa bisa menggerakkan masyarakatnya untuk menjalankan program kesehatan berbasis masyarakat dengan mengaktifkan seluruh posyandu yang ada pada setiap desa.
"Pemerintah desa menjadi ujung tombak dalam penanganan kasus stunting yang sampai saat ini masih berada di angka 3 persen," kata bupati.
Ketua TP-PKK Bangka Tengah, Eva Algafry Rahman mengatakan bahwa pokjanal posyandu kabupaten memiliki peran hang sangat penting untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama terkait asupan gizi yang seimbang bagi ibu hamil dan anak usia dini.
"Kita melakukan pengecekan seluruh posyandu dan mengajak para perangkat desa untuk sama-sama menggerakkan kegiatan di posyandu," katanya.
Menurut dia, dengan jumlah posyandu sebanyak 140 unit semestinya angka kasus stunting bisa cepat ditekan jika berbagai elemen sama-sama memiliki komitmen yang kuat.
Baca juga:
- Fluktuasi Harga Pangan Jadi Salah Stau Faktor yang Mempengaruhi Prevalensi Angka Stunting di Indonesia
- Sentil Kementerian Kasih Bantuan Biskuit Cegah Stunting, Jokowi: Berikan Telur dan Ikan
- Dampak Stunting, Jokowi: Paling Berbahaya Rendahnya Kemampuan Anak untuk Belajar
- Prevalensi Stunting di Indonesia Turun Drastis, Jokowi: Dulu Masuk 2014, Angkanya 37 Persen, Kaget Saya
"Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dibutuhkan dorongan dari kita dan juga pemerintah, terutama menggencarkan sosialisasi terkait budaya hidup sehat," ujarnya.
Menurut dia, posyandu sangat bisa untuk melakukan deteksi awal kasus stunting dan ketika anak rutin ke posyandu setiap bulan, maka tumbuh kembang balita akan terlihat.
"Tumbuh kembang balita pasti terdata dan tertata, sehingga misal saja angka gizi kurang terdeteksi maka akan lebih mudah kita melakukan intervensi, artinya kasus stunting tidak perlu sampai terjadi," ujarnya.