Ekonom UGM Berharap Pelaku Usaha Tidak Perlu Khawatir Hadapi Situasi Ekonomi di 2023: Saya Menyebutnya Temaram, Bukan Gelap Gulita

JAKARTA - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Akhmad Akbar Susamto berharap para pelaku usaha tidak khawatir dengan situasi perekonomian Indonesia pada 2023 karena diperkirakan masih bertumbuh positif.

"Di Indonesia Insya Allah pertumbuhan ekonomi 2023 kalau menurut hitungan saya masih 4,5 sampai 5 persen. Masih cukup baik, tidak bagus banget tapi juga tidak jelek banget," ujar Akbar Susamto saat memberikan materi "Resesi dan Masa Depan Perekonomian 2023" pada Sekolah Wartawan Edisi Perdana di UGM, Yogyakarta, dikutip dari Antara, Senin 16 Januari.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terus bertumbuh positif, kata dia, otomatis resesi ekonomi yang kerap disinggung sejumlah pejabat sebetulnya tidak terjadi di Indonesia.

Pasalnya, suatu negara disebut resesi manakala terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.

Demikian pula dengan pertumbuhan ekonomi skala global, kata dia, bahkan tidak seburuk yang kerap dikhawatirkan karena diperkirakan masih tumbuh positif di angka mendekati 3 persen, kecuali beberapa negara seperti Jerman.

Menurut Akbar, tidak ada alasan mengatakan bahwa kondisi perekonomian global pada 2023 gelap gulita.

"Saya lebih suka menyebut situasinya akan 'gloomy' (temaram) tapi tidak gelap gulita," kata dia.

Tingkat konsumsi rumah tangga yang rata-rata mencapai 50 persen dari produk domestik bruto (PDB), ujar Akbar, masih menjadi kekuatan Indonesia sehingga tidak terlalu terpengaruh potensi resesi global.

Karena itu, Akbar berujar pelaku usaha di Indonesia, khususnya yang berorientasi pasar domestik tidak perlu pesimistis terhadap laju perekonomian tahun ini.

"Mungkin yang berorientasi pasar ekspor punya hitung-hitungan lain karena negara tujuan ekspor utama mereka perekonomiannya sedang turun seperti AS dan Eropa, walaupun tidak jelek banget. Tapi kalau pengusaha yang berorientasi domestik saya yakin situasinya masih bagus," ujar dia.

Sementara itu, terkait dinamika politik menjelang Pemilu 2024, menurut dia, tidak terlalu berdampak terhadap perekonomian nasional sepanjang berjalan kondusif.

"Silakan dukung capres dan cawapres saat kampanye boleh saja kalau perlu bagi-bagi spanduk, justru itu akan menggerakkan perekonomian yang penting jangan bakar-bakaran saja," kata Akbar Susamto.