Kisah Luka Jovic yang Tergiur Tawaran Madrid dan Kini Jarang Bermain

JAKARTA - Luka Jovic mengisahkan petualangannya di Real Madrid. Dari saat mendapat tawaran dari Los Blancos sampai kondisi sekarang yang jarang mendapatkan tempat di tim utama Zinedine Zidane.

Jovic mengungkap, ketika dirinya diberitahu tentang minat Real Madrid dia tidak percaya dan mengira agennya bercanda. Namun Real Madrid lantas menggelontorkan 60 juta euro untuk membawa Jovic ke Estadio Santiago Bernabeu dari Eintracht Frankfurt setelah dia mengantongi 17 gol dalam 32 pertandingan Bundesliga. 

"Agen saya menelepon saya dan memberi tahu saya bahwa Real Madrid menelepon, dan bahwa mereka menginginkan saya," kata Jovic, melansir Marca, Selasa, 4 Februari. "Saya menjawab, 'jangan menggoda saya' tolong'." 

"Tapi dia bilang ya, ada tawaran dan saya harus memikirkannya. Tentu saja saya bilang ya dan saya tidak berpikir itu kesalahan karena tim terbesar di dunia hanya menelepon sekali." 

Meski dihargai mahal oleh Los Blancos, karier Jovic di Spanyol belum dimulai sebaik yang dia inginkan, karena dia baru mencetak satu gol di La Liga Santander musim ini.

"Di negara saya (Serbia), saya masih berpikir ada sikap negatif ketika berbicara tentang penampilan saya di Real Madrid," lanjut Jovic. "Tapi saya yakin saya akan melakukannya dengan baik dan saya akan membuktikan bahwa saya adalah pemain Real Madrid, karena saya memiliki kualitas."

"Saya tidak menggunakan banyak media sosial, dan saya hanya punya Instagram. Jika saya jujur, saya hanya fokus pada sepak bola dan kebugaran saya. Saya berada di tengah masa adaptasi yang keras, jadi saya harus bekerja lebih keras." 

Ada beberapa aspek kehidupan di Real Madrid yang dinikmati Jovic, yang utama adalah waktu dimulainya sesi latihan.

"Yang paling penting di sini (di Real Madrid) adalah Anda tidak harus bangun pagi untuk latihan," kata Jovic. "Jadi, itu sangat membantu." 

Bukan apa-apa, Jovic mengku dirinya mengalami susah tidur sepanjang hidupnya. Jadi, di Madrid, dia bisa bangun agak siang, lalu sarapan dan pergi ke tempat latihan. 

"Latihan (di Madrid) jauh lebih menyenangkan daripada di Jerman, jadi saya lebih menikmatinya. Kemudian setelah sesi latihan Anda dapat terus berlatih di lapangan, atau mendapatkan perawatan pijat. Dan pada sore hari, kami biasanya bebas," pungkas striker 22 tahun.