Maret Masuk Panen Raya, Bulog Pastikan Impor Beras Kelar Akhir Februari

JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memastikan beras impor akan masuk seluruhnya hingga akhir Februari mendatang.

Sehingga, beras impor tersebut tidak akan mengganggu beras hasil panen petani. Apalagi mengingat Maret hingga April panen raya berlangsung di dalam negeri.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik, Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, sesuai izin dari Kementerian Perdagangan beras impor harus datang paling lambat 28 Februari.

Seperti diketahui, Bulog mendapat penugasan untuk impor 500.000 ton beras.

Pengiriman beras perdana sudah dilakukan sejak Desember 2022. Saat ini beras tersebut sudah masuk sebanyak 120.000 ton.

“Jadi kita akan pastikan beras impor datang sebelum panen raya. Jadi sesuai izin dari Kemendag pun, paling telah datang 28 Februari,” katanya kepada wartawan, di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat, 13 Januari.

Suyamto menjelaskan, Bulog tidak bisa melakukan pengiriman beras impor sekaligus.

Hal tersebut karena dibutuhkan waktu dari mulai pengiriman hingga pembongkaran di pelabuhan Indonesia.

Karena itu, lanjut Suyamto, Bulog harus mengatur kembali ritme pengiriman beras impor tersebut.

Terlebih, kata Suyamto, apabila terjadi penumpukan di aera muatan maupun pembongkaran, biaya yang dikeluarkan akan lebih besar.

“Perlu waktu untuk pembongkaran di Priok,di Merak kan tidak bisa dilakukan sekaligus. Artinya kita harus mengatur ritmenya. Karena kalau menumpuk di pemuatan maupun di pembongkaran di sini, anti ada biaya tinggi. Jadi kita menunggu. Mengatur shipmentnya agar semua berjalan dengan lancar,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan, pelaksanaan impor beras harus berhenti ketika panen raya pada Maret hingga April mendatang.

“Kemudian stok yang di sini (Cadangan Berad Pemerintah atau CBP) dilepas untuk stabilisasi. Kalau ini enggak dilepas, nanti Bulog tahun depan akan punya stok yang tahun ini nih. Kita enggak mau begitu, kita mau ubah,” tutur Arief.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, penyaluran CBP akan meredam harga beras di tingkat konsumen. Bulog juga didesak untuk segera menggelontorkan beras dengan harga Rp8.200 sampai Rp8.900 per kilogram (kg).

Sehingga beras di level konsumen bisa melandai jadi Rp9.450 per kg.

“Sebelum panen raya kita mau clearance selesai. Kemudian saat panen raya Bulog waktunya serap. Nanti stabilisasinya geser, bukan stabilisasi di hilir, tapi di tingkat petani. Karena kalau Bulog enggak serap, nanti harganya jatuh,” katanya.