Twitter Sebut Tak Ada Bukti Data Akun yang Dijual Online Berasal dari Kerentanan Sistem

JAKARTA - Twitter Inc menyatakan pada Rabu 11 Januari bahwa tidak ada bukti bahwa data yang baru-baru ini dijual secara online diperoleh dengan mengeksploitasi kerentanan dalam sistem perusahaan mereka.

Twitter mengatakan data dari 5,4 juta akun telah disusupi oleh bug yang ditemukan awal tahun lalu, yang sebelumnya diperbaiki dan diungkapkan selama musim panas.

“Sebanyak 600 juta keping data pengguna lainnya tidak dapat dikorelasikan dengan insiden yang dilaporkan sebelumnya, atau dengan insiden baru apa pun," kata Twitter dalam posting blog.

"Tidak ada bukti bahwa data yang dijual secara online diperoleh dengan mengeksploitasi kerentanan sistem Twitter. Data tersebut kemungkinan merupakan kumpulan data yang sudah tersedia untuk umum secara online melalui berbagai sumber," kata pihak Twitter seperti dikutip Reuters.

Perusahaan media sosial ini mengatakan kepada pengguna pada Agustus tahun lalu bahwa kerentanan sistem mengungkapkan akun Twitter pengguna dengan mengirimkan alamat email atau nomor telepon mereka, setelah perusahaan mempelajarinya melalui program bug bounty beberapa bulan sebelumnya.

Pada Desember, laporan media mengklaim bahwa seseorang dapat memperoleh akses ke lebih dari 400 juta email dan nomor telepon pengguna terkait Twitter, dan bahwa data tersebut telah diekspos melalui kerentanan yang sama yang ditemukan pada Januari 2022.