UNHCR: Pengungsi Rohingya hanya Mencari Kehidupan yang Lebih Baik
BANDA ACEH - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Perwakilan Indonesia menyatakan pengungsi Rohingya yang pergi dari kamp penampungan Bangladesh hingga terdampar di Indonesia (Aceh) hanya untuk mencari kehidupan yang lebih layak.
"Mereka (warga Rohingya, red) pergi untuk mendapatkan kehidupan lebih aman dan layak, karena di sana (Bangladesh, red.) kondisinya sudah lebih buruk," kata Legal Associate UNHCR Indonesia Diovio Alfath di Aceh Besar dilansir ANTARA, Selasa, 10 Januari.
Dia mengatakan keadaan penampungan Rohingya di Bangladesh sudah tidak layak dan buruk sehingga mereka bergerak mencari kehidupan yang lebih baik.
Meskipun demikian, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah RI dan daerah terus berupaya memberikan kebutuhan dasar kepada para pengungsi tersebut.
"Di mana pun mereka berada, UNHCR akan selalu memberikan perhatian, bantuan dan asesmen perlindungan internasional," ujarnya.
Pengungsi Rohingya yang terdampar ke Aceh dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, sudah kejadian kelima kali, yaitu di Aceh Utara, Pidie, dan Aceh Besar.
"Untuk beberapa waktu terakhir (sejak November 2022, red.), ada lima kedatangan kapal Rohingya sejauh ini ke wilayah Aceh, terakhir kemarin di Aceh Besar 184 orang," kata Diovio.
Baca juga:
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri RI, pada November 2022 terdapat dua kali kejadian kedatangan imigran Rohingya di Aceh, dengan total 229 orang ke Kabupaten Aceh Utara.
Selain itu, pada 25 Desember 2022 sebanyak 57 orang ke Kabupaten Aceh Besar, lalu 174 orang ke Kabupaten Pidie pada 26 Desember 2022, dan terakhir pada Minggu (8/1) mereka mendarat di Aceh Besar 184 orang.
Dari lima kejadian tersebut, maka dalam kurun waktu tiga bulan terakhir Aceh telah didatangi sebanyak 644 warga Rohingya, yakni 460 pada November-Desember 2022 dan 184 orang awal tahun ini di Aceh Besar.