Warga Wonogiri Terdeteksi Antraks Usai dari Karangmojo, Dinas Peternakan Gunungkidul Bergerak Cepat Lakukan Surveilans

YOGYAKARTA - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan surveilans penyebaran antraks pada hewan ternak. 

Hal ini menindaklanjuti seorang warga Wonogiri, Jawa Tengah, terdeteksi suspek antraks setelah berkunjung di wilayah Karangmojo.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Retno Widiastuti mengatakan, hasil surveilans di Karangmojo tidak ada laporan hewan mati mendadak.

"Kami menduga penularan terjadi akibat spora di wilayah asal," kata Retno di Gunungkidul, dikutip dari Antara, Selasa, 10 Januari. 

Ia mengatakan sampai saat ini, di Gunungkidul masih ada tiga wilayah pengendalian antraks Hargomulyo, Grogol, dan Gombang. Ternak di wilayah itu mendapatkan vaksin selama 10 tahun ke depan.

Saat ini, petugas tengah menggencarkan penyuntikan antibiotik dan vaksinasi pada hewan ternak, dan sudah lebih dari 3.500-an ekor hewan ternak divaksinasi.

"Vaksinasi diberikan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Setiap tahunnya disuntik dua kali," kata Retno.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan suspek antraks ditemukan di Puskesmas Karangmojo II, saat seorang warga dari Eromoko, Wonogiri, mengunjungi saudaranya akhir Desember 2022 lalu. Saat itu, pasien mengeluhkan luka-luka atau kelainan pada kulit.

Hasil pemeriksaan, yang bersangkutan positif antraks dan dilakukan penanganan medis. Untuk stok obat antraks masih tersedia. Sehingga pasien tersebut langsung ditangani, dan sudah kembali ke Wonogiri.

Dinkes Gunungkidul bersama dengan DPKH sudah melakukan surveilans dan pemeriksaan kepada keluarga pasien di Karangmojo. Hasilnya keluarga tidak tertular.

"Antraks menular dari hewan ke manusia, tidak manusia ke manusia. Di Karangmojo sendiri, tidak ada warga yang terjangkit antraks untuk saat ini," kata Dewi.