Stellantis Bangun Unit Bisnis Mobilisights, untuk Mengolah Data dan Informasi tentang Bahaya di Jalan

JAKARATA – Perusahaan mobil Stellantis mengumumkan pada Kamis 5 Desember bahwa pihaknya sedang membangun unit bisnis baru untuk membantu memperluas bisnis layanan datanya. Ini sebagai bagian dari rencananya untuk meningkatkan pendapatan dari aktivitas terkait perangkat lunak selama dekade berikutnya.

Unit baru, yang disebut Mobilisights, akan melisensikan data ke berbagai pelanggan termasuk pembuat mobil saingan, dengan menggunakan kendaraan terhubung (connected vehicles) Stellantis, yang diperkirakan berjumlah 34 juta pada tahun 2030, naik dari sekitar 12 juta sekarang.

 Sanjiv Ghate, CEO Mobilisights, mengatakan kepada wartawan bahwa bisnis ini dapat membantu mengurangi kecelakaan. Misalnya dengan menyampaikan informasi tentang bahaya di jalan raya, dan juga memungkinkan produk asuransi disesuaikan dengan lebih baik untuk pengemudi individu.

“Mendirikan unit terpisah ini akan memudahkan untuk menjalin kemitraan,” tambah Ghate, yang bergabung dengan Stellantis tahun lalu dan berbasis di wilayah San Francisco.

“Mobilisights akan menjadi kontributor utama pendapatan tahunan tambahan sebesar 20 miliar euro (Rp332,4 triliun) yang diharapkan Stellantis dari layanan terkait perangkat lunak pada tahun 2030,” kata Ghate dalam pengumuman di konvensi CES di Las Vegas, yang dikutip Reuters.

Ghate tidak akan menyebutkan secara tepat berapa banyak pendapatan yang diharapkan dari Mobilisights untuk dikontribusikan, tetapi mengatakan bahwa Stellantis memiliki sejumlah unit perangkat lunak yang masing-masing akan menghasilkan "lebih dari satu miliar dolar".

Ini adalah yang kedua dari tujuh unit bisnis bernilai tambah baru yang direncanakan oleh Stellantis, yang mereknya meliputi Fiat, Peugeot, dan Jeep. Yang pertama adalah bisnis Ekonomi Sirkular, yang bertujuan untuk lebih banyak menggunakan bahan daur ulang dalam produksi.

Secara keseluruhan, Stellantis ingin melipatgandakan pendapatan menjadi 300 miliar euro (Rp4.987 triliun)  per tahun pada tahun 2030, bersamaan dengan usaha menjaga margin laba tetap tinggi.